GP NasDem Dukung Sanksi Berat Pelaku Penipuan Berkedok Trading
GP Nasdem menilai penipuan berkedok trading sudah memakan banyak korban
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Garda Pemuda NasDem (GPND) mendukung aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman berat bagi pelaku kejahatan penipuan berkedok investasi Binary Option. Sebab, kejatan tersebut sudah memakan banyak korban dan nialinya sangat fantastis.
Hal itu disampaikan PLH Ketum GPND yang juga anggota Komisi I DPR RI, Kresna Dewanata Phrosakh, dalam acara Seminar "Literasi Digital Menyikapi Fenomena Crazy Rich di Media Sosial" yang dilaksanakan disela-sela acara buka puasa bersama dan pemberian santunan kepada anak yatim piatu di Akademi Bela Negara Jakarta, Rabu (13/4/2022).
“Pelaku harus dihukum berat, karena uang masyarakat yang dikumpulkan itu tidak bisa kembali padahal banyak korbam yang mendapatkan modal dari hasil meminjam dari bank,” kata Kresna.
Kresna menambahkan, fenomena tersebut sekaligus menunjukkan betapa literasi digital masyarakat Indonesia masih menjadi pekerjaan berat bagi Pemerintah, meskipun dia mengapresiasi Kemenkominfo yang tengah secara massif memberikan pendidikan literasi digital melalui berbagai webinar di Tanah Air.
Kresna mengakui bahwa ada sekitar 25 persen pengguna yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memamerkan pencapaian dan keberhasilan karena prilaku sebagian masyarakat cenderung haus pengakuan dari orang lain.
“Kalau dulu pengakuan itu muncul dari sebuah tindakan baik, namun saat ini cukup memposting foto atau video, sudah banyak “Like” padahal pemberian like di medsos bisa lahir dari kedekatan hubungan pertemanan yang terkesan tidak tulus,”ungkapnya.
Kresna menyebut problemnya ada di flexing, karena sebenarnya crazy rich memiliki makna ganda, yaiitu orang yang memiliki kekayaan luar biasa dan cenderung bicara bagaimana dia bekeja dan menjadi kaya bukan fokus pada kekayaan yang dimilikinya dan orang kaya yang bersifat ektrentik dan unik dengan cara menunjukkan kekayaannya dnegan menyumbang dalam jumlah yang tidak wajar.
Menurutnya, pelaku flexing yang menelan korban ribuan orang ini memanfaatkan minimnya literasi digital masyarakat dengan cara menonjolkan kepuasan diri atas pengakuan orang lain untuk kemudian dikapitalisasi menjadi sebuah upaya jahat yang merugikan banyak orang.
“Banyak orang akhirnya terobsesi untuk menjadi kaya dengan cepat akibat dari pengaruh media sosial dengan literasi digital yang minim,” katanya. Karena itu Kresna mengajak semua pihak untuk terus menerus memperkuat literasi digital di tengah masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan kegiatan buka bersama dan santunan yatim piatu, Ketua Bidang Keagamaan DPP Garda Pemuda NasDem.
Chepy Aprianto mengatakan sebagai wujud kepedulian serta kepekaan sosial terhadap masyarakat kurang mampu terutama anak-anak yatim piatu GP NasDem secara rutin melaksanakan santun yang dibarengi dengan buka bersama antar pengurus dan kader.
“Setiap tahun di bulan suci Ramadhan, DPP Garda Pemuda NasDem selalu melakukan kegiatan buka puasa Bersama yang diikuti dengan santunan kepada Anak Yatim. Hanya saja kemasannya selalu berubah menyesuaikan dengan kondisi. Nah, kali ini rangkaian kegiatan dilakukan dengan berbagai kegiatan mengingat kondisi yang sudah pandemic yang sudah lebih longgar,” imbuh pria kelahiran Subang Jawa Barat tersebut.
Hadir dalam acara tersebut diantaranya, Anggota DPR RI yang juga kader garda Pemuda Nasdem, Moh Haerul Amri, Eva Stevany Rataba, Ratih Megasari Sangkaru dan Anggota DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh, Komisioner Baznas KH Achmad Sudrajat dan sejumlah kader Garda Pemuda NasDem.