FDA Ingatkan 4 Cara Konsumsi Suplemen yang Bisa Membahayakan Kesehatan

FDA mengingatkan suplemen tidak dipasarkan untuk tujuan mengobati penyakit.

Republika/Reiny Dwinanda
Aneka jenis suplemen (Ilustrasi). FDA menyoroti beberapa risiko yang terkait dengan mengonsumsi suplemen makanan.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menerbitkan pedoman keamanan untuk suplemen makanan. Sebagai bagian dari pedoman ini, FDA menyoroti beberapa risiko yang terkait dengan mengonsumsi suplemen makanan.

"Banyak suplemen mengandung bahan aktif yang memiliki efek biologis yang kuat dalam tubuh, ini bisa membuat mereka tidak aman dalam beberapa situasi, dan melukai atau menimbulkan masalah kesehatan," tulis FDA, dilansir laman Express, Sabtu (16/4/2022).

Secara spesifik, FDA mencantumkan tindakan yang dapat menyebabkan konsekuensi berbahaya dan mengancam jiwa. FDA juga menyarankan agar tidak melakukan hal di bawah ini:

Baca Juga


- Menggabungkan suplemen dengan obat-obatan dapat menempatkan seseorang dalam kondisi bahaya.
- Mengganti suplemen dengan obat resep.
- Terlalu banyak mengonsumsi suplemen, seperti vitamin A, vitamin D, atau zat besi.
- Beberapa suplemen juga dapat memiliki efek yang tidak diinginkan sebelum, selama, dan setelah orang menjalani operasi. Jadi, pastikan untuk memberi tahu tenaga medis, termasuk apoteker, tentang suplemen apa saja yang dikonsumsi.

"Tidak seperti obat-obatan, suplemen tidak boleh dipasarkan untuk tujuan mengobati, mendiagnosis, mencegah, atau menyembuhkan penyakit. Itu berarti suplemen tidak boleh membuat klaim, seperti menurunkan kolesterol tinggi atau mengobati penyakit jantung," tulis FDA.

Klaim itu tidak dapat dibuat secara sah untuk suplemen makanan. Beberapa suplemen makanan yang termasuk umum ialah kalsium, echinacea, minyak ikan, ginseng, glukosamin, kondroitin sulfat, bawang putih, vitamin D, St John's Wort, saw palmetto, ginkgo, dan teh hijau.

Kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin. Mereka bisa mendapatkan semua vitamin dan mineral dengan makan makanan yang sehat dan seimbang.

Vitamin dan mineral, seperti zat besi, kalsium, dan vitamin C, adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil untuk bekerja dengan baik. Banyak orang memilih untuk mengonsumsi suplemen, tetapi mengasupnya terlalu banyak atau terlalu lama malah bisa berbahaya.

Dokter umum bisa merekomendasikan suplemen jika memang seseorang membutuhkannya karena kondisi medis tertentu. Misalnya, Anda mungkin akan diberi resep suplemen zat besi untuk mengobati anemia defisiensi besi, menurut NHS.

Sementara itu, suplemen vitamin D adalah contoh lain. Beberapa kelompok populasi, berisiko lebih besar tidak mendapatkan cukup vitamin D, dan mereka disarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D setiap hari sepanjang tahun.

Di Inggris, NHS merekomendasikan bayi yang disusui harus diberi suplemen harian yang mengandung 8,5 hingga 10 mikrogram vitamin D sejak lahir, bahkan ketika sang ibu juga sudah mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin D. NHS merekomendasikan:

- Bayi yang minum susu formula 500 ml atau lebih dalam sehari tidak boleh diberi suplemen vitamin D, karena susu formula bayi diperkaya dengan vitamin D dan nutrisi lainnya.

- Semua anak berusia satu hingga empat tahun harus diberikan suplemen harian yang mengandung 10 mikrogram vitamin D.

- Orang yang tidak sering terkena sinar matahari, seperti orang yang lemah atau berada di dalam rumah (berada di lembaga seperti panti jompo) atau biasanya mengenakan pakaian yang menutupi sebagian besar kulit mereka saat berada di luar ruangan, harus mengonsumsi suplemen harian yang mengandung 10 mikrogram vitamin D.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler