Sidebar

Pesawat Tempur Israel Targetkan Situs Hamas di Jalur Gaza

Tuesday, 19 Apr 2022 19:05 WIB
Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sebuah situs di Jalur Gaza pada Selasa (19/4/2022) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sebuah situs di Jalur Gaza pada Selasa (19/4/2022) pagi. Hal itu dikonfirmasi oleh  Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer organisasi Palestina Hamas.

Koresponden Anadolu Agency mengatakan, beberapa serangan oleh pesawat tempur Israel menargetkan sebuah situs di barat kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan. Tidak ada korban atau cedera yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina.

Brigade Ezzedine al-Qassam mengatakan mereka telah membalas dengan rudal permukaan-ke-udara. "Pertahanan udara kami menanggapi pesawat tempur Zionis di langit Jalur Gaza dengan rudal permukaan-ke-udara tepat pada pukul 01.35 waktu setempat (1035GMT) Selasa pagi," demikian pernyataan yang diumumkan pada Selasa seperti dilansir laman Anadolu Agencies.

Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan di Twitter bahwa satu roket yang ditembakkan dari Gaza dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome Israel. Serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran dari Gaza ke Israel. "Kami hanya menargetkan situs manufaktur senjata Hamas di Gaza."

Langkah itu dilakukan setelah Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan Hamas bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan di Israel dan Palestina. Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina sejak awal April di tengah kampanye penangkapan Israel yang berulang di Tepi Barat.

Pada Jumat, puluhan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah tersebut sebagai Temple Mount, mengklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967. Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Baca Juga


Berita terkait

Berita Lainnya