AS akan Latih Warga Ukraina Operasikan Sistem Artileri Howitzer

AS mulai melatih warga Ukraina tentang cara mengoperasikan sistem artileri howitzer

AP/Russian Defense Ministry Press S
FILE - Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Jumat, 28 Januari 2022, pasukan Rusia menembakkan howitzer selama latihan di wilayah Rostov selama latihan militer di tempat pelatihan di wilayah Rostov, Rusia.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berencana untuk mulai melatih warga Ukraina tentang cara mengoperasikan sistem artileri howitzer dalam beberapa hari mendatang. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden berusaha untuk meningkatkan pertahanan Ukraina terhadap serangan Rusia di wilayah timur.

Pejabat senior pemerintah AS yang berbicara dengan syarat anonim pada Senin (18/4/2022) mengatakan, pelatihan sistem artileri howitzer akan berlangsung di luar Ukraina. Meriam howitzer 155mm adalah bagian dari bantuan paket senjata tambahan dari AS senilai 800 juta dolar AS untuk Ukraina, yang diumumkan oleh Presiden Biden minggu lalu. Paket bantuan tersebut juga mencakup sistem artileri lainnya, peluru artileri, pengangkut personel lapis baja dan helikopter.

“Paket bantuan baru ini akan berisi banyak sistem senjata yang sangat efektif yang telah kami sediakan dan kemampuan baru yang disesuaikan dengan serangan yang lebih luas yang kami harapkan akan diluncurkan Rusia di Ukraina timur,” kata Biden, dilansir Aljazirah, Selasa (19/4/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pekan lalu telah meminta para sekutu  menyediakan lebih banyak alat berat dan senjata, untuk mencegah serangan Rusia di Ukraina timur. Pejabat pertahanan AS mengatakan, empat penerbangan kargo AS tiba di Eropa pada Ahad (17/4/2022) dengan membawa senjata dan bahan lainnya sebagai bagian dari paket bantuan tambahan.

Amerika Serikat berencana untuk memberikan pelatihan kepada para pelatih Ukraina, terkait cara menggunakan beberapa senjata baru. Amerika Serikat juga akan melatih para pelatih untuk menginstruksikan rekan-rekan mereka di Ukraina.

Moskow belum lama ini memperingatkan pemerintahan Biden  tentang konsekuensi yang tidak dapat diprediksi, jika Washington memberikan senjata lebih lanjut ke Kiev. Peringatan ini tertuang dalam catatan diplomatik resmi.

“Kami menyerukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghentikan militerisasi Ukraina yang tidak bertanggung jawab, yang menyiratkan konsekuensi tak terduga bagi keamanan regional dan internasional,” tulis catatan itu, seperti dilansir The Washington Post.

Pada Senin, pasukan Rusia meningkatkan pemboman ke kota-kota di seluruh Ukraina. Pejabat Ukraina mengatakan, sedikitnya tujuh orang tewas di Lviv. Serangan itu terjadi saat Rusia terus membangun pasukan dan artileri di timur dan selatan, sebagai langkah awal untuk serangan darat baru di wilayah Donbas.

Pejabat senior pertahanan AS mengatakan, Rusia membidik sasaran militer di Lviv dan Ibu Kota, Kiev.  Kota pelabuhan Mariupol masih diperebutkan karena Rusia tampaknya telah mengirim bala bantuan ke Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Menurut pejabat itu, ada sekitar 76 kelompok taktis batalyon Rusia di selatan dan timur Ukraina. Jumlah tersebut meningkat  dalam beberapa hari terakhir. Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price memperingatkan bahwa pemerintahan Biden dapat mengeluarkan lebih banyak sanksi ekonomi terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi tersebut.

"Saya pikir Anda dapat mengharapkan bahwa kami akan terus meningkatkan sanksi keuangan kami dan tindakan ekonomi lainnya terhadap Federasi Rusia, kecuali Moskow mengalah dalam kampanyenya melawan Ukraina," kata Price.


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler