Umroh di Masa Pandemi: Kabin Pesawat Minim Penularan Covid-19
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Ketua Program Studi Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Budi Sampurna mamastikan kecil kemungkinan jamaah tertular virus Covid-19 di pesawat. Dia menilai sirkulasi udara di dalam kabin pesawat sudah sangat bagus, sehingga kecil sekali tertular virus di pesawat.
"Di pesawat itu sudah cukup bagus, karena sistem sirkulasi udaranya bagus, setiap 3 menit sekali udara akan tergantikan di dalam kabin," kata Budi Sampurna dalam talk show dengan tema 'Adaptasi Kebiasaan Baru Ibadah Umroh di Masa Pandemi' yang digelar Center Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (20/4).
Budi mengatakan, kabin pesawat memilih vilter atau saringan udara yang canggih untuk mencegah masuknya udara kotor ke dalam kabin. Dengan fiter itu mikrobiologi masih bisa tertahan bahkan virus Covid-19 juga tidak bisa masuk ke kabin pesawat.
"Jangan lupa udara yang masuk ke dalam kabin itu sebelumnya sudah dipanaskan oleh mesin, jadi saya kira relatif steril," ujarnya.
Maka kata Budi, dengan keadaan seperti itu sangat kecil sekali orang tertular Covid-19 di dalam pesawat. Apalagi penumpang di pesawat tertib protokol kesehatan dengan selalu mencuci tangan, jaga jarak dan mencuci tangan.
"Sangat kecil sekali tertular, tetapi penularan di tempat-tempat sebelumnya airport keberangkatan, ketibaan itu sama saja akan lebih besar memiliki potensi untuk penularan," katanya.
Selain itu kata dia, potensi tinggi jamaah tertular Covid-19 saat melakukan ritual ibadah umroh. Karena mereka para jamaah sering kontak langsung dengan banyak orang dari seluruh negara.
"Begitu juga selama melakukan ibadah karena kita berjumpa dengan banyak orang dan mereka berasal dari negara-negara yang berbeda," katanya.
Menurutnya, besarnya kemungkinan jamaah Indonesia tertular Covid-19 saat beribadah umroh karena kontak langsung dengan warga asing. Di mana negaranya itu kasus Covid nya masih tinggi di bandingkan dengan Indonesia maupun Arab Saudi yang sudah berani menerima warga asing untuk umroh.
"Mungkin di sana Covid nya masih tinggi jadi hal-hal seperti ini perlu kita pahami," katanya.
Budi mengatakan yang perlu diperhatikan oleh para jamaah itu selain Covid-19, adanya virus yang dibawa oleh warga negara lain. Dan virus ini tentunya lebih ganas dibanding dengan Covid-19 yang sudah ditemukan vaksinnya.
"Jadi mohon oleh para jamaah harus ingat betul bahwa memang kita sudah dibuat muda, boleh pulang kampung, boleh segala macam, asal sudah vaksinasi Booster," katanya.