Mengenal 55 Cancri e, Planet yang Tertutup Berlian

Planet 55 Cancri e tidak dilapisi debu atau air namun berlian.

W. M. Keck Observatory/Adam Makarenko via haw
Ilustrasi planet dengan berlian.
Rep: mgrol136 Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alam semesta adalah tempat di mana hal-hal tak terduga terjadi. Unsur alam semesta yang paling melimpah adalah hidrogen, helium, oksigen, dan karbon.

Baca Juga


Komponen bangunan universal ini dapat berubah menjadi hal yang berguna dan indah ketika kondisi yang benar ada. Masing-masing unsur itu pun memiliki wujud yang berbeda-beda. Semua tergantung suhu, tekanan dan struktur kimianya.

Sebagai contoh unsur karbon yang memiliki berbagai macam bentuk, termasuk salah satunya berlian. Badan Antariksa Amerika (NASA) menjelaskan berlian berasal ketika karbon jauh di bawah terkena tekanan tinggi untuk jangka waktu yang lama. Berlian sangat langka di Bumi karena kelangkaan bahan dan kondisi yang diperlukan untuk pembentukannya.

Disisi lain, tekanan dan suhu ekstrim cukup lazim di lingkungan luar angkasa yang keras. Berlian ini bukan tidak mungkin justru mudah ditemukan di planet lain atau benda langit lainnya.

Ilmuwan Universitas Yale mengumumkan penemuan sebuah planet yang kaya akan berlian dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2012. Menurut para astronom saat itu, planet yang dikenal sebagai 55 Cancri e mungkin tertutup berlian, bukan air dan batu.

Planet ekstrasurya itu dua kali ukuran Bumi, tetapi memiliki delapan kali lipat massa nya. Bumi super ini berjarak 40 tahun cahaya dari kita, terjebak dalam orbit pasang surut yang sangat cepat di sekitar bintangnya. 

Planet ini mengorbit matahari pada jarak 25 kali lebih dekat daripada Merkurius ke matahari kita. Suhu di sana melampaui 9.200 derajat Fahrenheit. Dilihat dari nilai ekonomisnya, planet ini memiliki nilai 26,9 nonilion dolar AS (nonilon memiliki angka nol sebanyak 30).

Pada tahun 2020, American Astronomical Society mengklaim telah memecahkan misteri tentang planet berlian ini. Menurut para peneliti di Arizona State University, planet berlian terikat oleh jenis bintang tertentu dengan rasio karbon terhadap oksigen yang tinggi, di mana karbida mendominasi di atas silikat.

Para ilmuwan meneliti bagaimana silikon karbida beroperasi di lingkungan dengan tekanan dan suhu ekstrem dengan mensimulasikan keadaan tekanan dan suhu yang luar biasa dari planet-planet ini. 

Mereka menemukan bahwa silikon karbida berubah menjadi silika dan berlian di bawah tekanan lebih besar dari 50GPA dan suhu lebih dari 2500 derajat Kelvin.

Bulan terbesar Pluto, Charon, dan WASP-12b, sebuah planet ekstrasurya bergaya Jupiter yang kaya akan karbon yang terletak 1.200 tahun cahaya dari Bumi, termasuk di antara planet dan bulan yang diidentifikasi sebagai hotspot berlian potensial. 

 

Lebih dekat lagi, menurut para astronom berlian diperkirakan menghujani Saturnus dan Jupiter secara teratur.

Penambangan luar angkasa

Penambangan luar angkasa telah didorong oleh penemuan ilmiah tentang sumber daya luar angkasa. Undang-Undang Daya Saing Peluncuran Luar Angkasa Komersial AS, yang sering dikenal sebagai Undang-Undang Luar Angkasa, disahkan pada 25 November 2015 sebagai hasil dari kebijakan luar angkasa yang diumumkan oleh Presiden AS Barack Obama. 

Dengan dukungan penuh dari pemerintah federal, RUU ini secara resmi membuka kegiatan ekstraksi sumber daya ruang angkasa ke sektor komersial.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler