Meksiko Bongkar Kamp Migran di Perbatasan Texas

Meksiko membersihkan kamp atau perkemahan migran di kota perbatasan utara Reynosa

AP Photo/Marco Ugarte
Meksiko membersihkan kamp atau perkemahan migran di kota perbatasan utara Reynosa. Ilustrasi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pihak berwenang Meksiko telah membersihkan kamp atau perkemahan migran di kota perbatasan utara Reynosa. Lembaga Migrasi Meksiko (INM) mengatakan perkemahan sementara tersebut telah berkembang selama setahun terakhir dan menampung sekitar 2.000 orang.

Sebagian besar migran berasal dari Guatemala, El Salvador, Honduras dan Haiti. Mereka dipindahkan ke tempat penampungan terdekat.

Kamp Reynosa dibentuk pada Maret 2021 di alun-alun umum, tepat di seberang perbatasan Amerika Serikat (AS) di McAllen, Texas. Sebagian besar orang yang berkemah di tenda atau di bawah terpal mengatakan mereka melarikan diri dari kekerasan atau penganiayaan di negara asal mereka.  

Foto yang dirilis oleh INM menunjukkan para migran berjalan dalam antrean panjang dari kamp pada Senin (2/5/2022) malam. Mereka membawa koper, ransel, dan barang-barang lainnya. INM mengatakan orang-orang meninggalkan kamp pada pukul 23.00 di bawah pengawasan polisi setempat dan Garda Nasional.

Kamp Reynosa telah mengkhawatirkan para pendukung migran karena lokasinya di salah satu kota perbatasan paling berbahaya di Meksiko. Pada Februari, pihak berwenang Meksiko juga membersihkan sebuah kamp migran besar di kota perbatasan Tijuana.

Kamp semacam itu tumbuh selama pandemi Covid-19 setelah pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump menerapkan perintah kesehatan yang menolak pencari suaka dan migran lainnya di perbatasan. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan mengakhiri kebijakan era Trump pada 23 Mei mendatang.

Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas membahas strategi AS untuk mempersiapkan kebijakan baru dengan Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard dalam pertemuan di Washington pada Selasa (3/5/2022). Keduanya berbicara tentang cara Amerika Serikat dan Meksiko membantu upaya regional untuk mengelola perbatasan dan mengirim kembali migran yang tidak memenuhi syarat untuk bantuan kemanusiaan.

Pendiri kelompok bantuan kemanusiaan AS Solidarity Engineering, Christa Cook, mengatakan hanya 400 orang yang masih tersisa di kamp Reynosa pada Senin malam, termasuk sekitar 150 anak-anak. Banyak migran, termasuk keluarga dengan anak kecil, telah tinggal di kamp selama berbulan-bulan. Kamp tersebut lambat laun berkembang hingga menutupi seluruh alun-alun.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler