Kriteria Mobil Bekas yang Paling Diincar Saat Ini
Mobil yang paling banyak diminati harganya Rp 100 juta hingga Rp 250 juta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren penjualan mobil bekas neik jelang lebaran. Pemilik Jordy Mobil, Andi Supriadi memperkirakan kondisi pasar mobil bekas atau pasar sekunder tahun ini bisa lebih baik dibandingkan dengan kondisi pasar saat sebelum pandemi.
Menurutnya, untuk saat ini pemulihan terjadi pada setiap jenis dan segmen kendaraan baik itu city car, multi purpose vehicle (MPV) atau sport utility vehicle (SUV). Seluruh jenis kendaraan itu mengalami peningkatan permintaan karena masyarakat memiliki preferensinya masing-masing sesuai dengan anggaran serta kebutuhanya.
"Secara harga, mobil yang paling banyak diminati adalah mobil dengan harga Rp 100 juta hingga Rp 250 juta," ujarnya.
Saat ini pedagang mobil pun memperbanyak persediaan barang dagangan dengan mobil yang berada pada rentang harga tersebut. Dengan begitu, para pedagang bisa terus mengimbangi tingginya permintaan dan membuat harga mobil bekas tak mengalami peningkatan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan supply dan demand.
Hal ini pun jadi strategi pedagan mobil bekas dalam membuat pasar mobil bekas tetap dilirik oleh masyarakat. Salah satu strateginya adalah dengan menghadirkan mobil bekas berkualitas dengan harga yang kompetitif.
"Hingga saat ini jumlah supply dan demand masih seimbang sehingga harga yang kami tawarkan masih harga normal. Hal inilah yang membuat mobil bekas terus dilirik mengingat saat ini kebanyakan mobil baru saat ini sudah tidak terjangkau," ucapnya.
Owner Chelsea Mobil, Teddy Suhartadi mengatakan peningkatan harga yang terjadi kebanyakan dialami oleh mobil dengan konfigurasi bangku tiga baris. Mengingat, beragam jenis mobil dengan konfigurasi tersebut merupakan mobil yang paling diminati oleh sebagian masyarakat.
Menurutnya, selain memperhatikan konfigurasi tempat duduk, kebanyakan konsumen juga mempertimbangkan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, kebanyakan konsumen mencari mobil bekas tiga baris dengan harga di bawah Rp 150 juta sehingga bisa mendapat mobil dengan harga miring, fungsional dan memiliki kemampuan akomodasi yang memadai.
Dengan adanya ketidak seimbangan antara jumlah persediaan dan permintaan ini, ia berharap ini merupakan indikator positif bagi pemulihan pasar sekunder. Ia pun berharap, peningkatan permintaan ini bisa terus terjadi sepanjang periode berikutnya.