Kenapa Sih Perjalanan Luar Angkasa Komersial Begitu Mahal?

Tiket wisata antariksa sekitar Rp 15 miliar.

AP/Tony Gutierrez
FILE - Peluncuran roket New Shepard Blue Origin membawa penumpang Jeff Bezos, pendiri Amazon dan perusahaan pariwisata ruang angkasa Blue Origin, saudara Mark Bezos, Oliver Daemen dan Wally Funk, dari pelabuhan antariksa di dekat Van Horn, Texas pada 20 Juli 2021.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda ingin terbang ke luar angkasa, ada beberapa cara yang bisa dilakukan jika kantong Anda penuh uang. Turis luar angkasa pertama pergi ke luar angkasa melalui badan antariksa Rusia Roscosmos. Dia mengendarai roket Soyuz seharga 20 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 290,3 miliar per tiket.

Baca Juga


Beginilah cara jutawan AS Dennis Tito menjadi turis pertama di luar angkasa. Dia melakukan perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2001, seperti dilansir dari CNN.

Beberapa mengikuti jejaknya, termasuk jutawan Afrika Selatan Mark Shuttleworth pada tahun 2002, yang dikenal karena karyanya dengan OS Ubuntu berbasis Linux (via Tribune), dan Anousheh Ansari pada tahun 2006, wanita pertama yang terbang sebagai turis luar angkasa (via Space Legal Issues).

Dilansir dari Slashgear, Senin (9/5/2022), dengan meningkatnya partisipasi swasta sektor ini, pariwisata luar angkasa dimulai secara besar-besaran pada 2021. Blue Origin, Virgin Galactic, dan SpaceX memimpin dengan perjalanan yang lebih murah, tetapi masih sangat mahal.

Tarif ini masih sangat tinggi. Hanya virgin Galactic yang terbuka tentang harganya untuk kursi ke luar angkasa, meninggalkan perjalanan pribadi hanya untuk orang-orang terkaya di dunia. Globe Tender melaporkan pada Agustus 2021 bahwa Virgin Galactic menaikkan harganya dari 250 ribu dolar AS (sekitar Rp 3,6 miliar)  menjadi 450 ribu dolar AS (sekitar Rp 6,5 miliar) untuk perjalanan wisata luar angkasa.

Harga kursi Blue Origin dan SpaceX lebih misterius, tetapi tidak seperti Virgin Galactic, yang membawa turis ke luar angkasa dengan pesawat roket, perusahaan mengendarainya di atas roket. Laporan terbalik bahwa sumber luar angkasa ahli memperkirakan tiket BLue Origin berharga sekitar satu juta dolar AS (sekitar 14,5 miliar), dan biaya perjalanan SpaceX Dragon Crew sebanyak 55 juta dolar AS (sekitar Rp 798,6 miliar).

Apa yang mendorong naiknya biaya penerbangan luar angkasa?

BBC Science Focus memberikan jawaban singkat dan lugas tentang mengapa wisata luar angkasa begitu mahal, dengan menyatakan bahwa propulsi berbasis bahan kimia adalah faktor terbesar di balik tarif ini. Persamaan roket Tsiolkovsky menyatakan bahwa jumlah bahan bakar roket yang dibutuhkan untuk menempatkan sesuatu di orbit adalah 10 sampai 25 kali massanya.

Persamaan ini begitu brutal sehingga NASA menyebutnya sebagai “Persamaan Tirani Roket”. Semakin banyak banyak berat dan massa yang ditambahkan ke pesawat ruang angkasa, semakin banyak bahan bakar yang dibutuhkan, dan karena itu semakin berat; ini menciptakan siklus inkremental yang mendorong biaya naik.

Scientific American menjelaskan bahwa bahan bakar roket bisa berbentuk padat, cair atau gas. SpaceX mengungkapkan bahwa perusahaan itu menggunakan oksigen cair dan propelan RP-1 propellant tingkat roket untuk memberi daya pada mesin Merlin yang mendorong Falcon 9 ke luar angkasa.

Tetapi bahkan biaya bahan bakar ini tidak mencapai bagian yang signifikan dari biaya untuk membangun roket. Roket yang dapat digunakan kembali memang menurunkan biaya, tetapi tidak 100 persen dapat digunakan kembali. Selain itu, membawa kru membutuhkan kapsul yang juga mahal untuk dibangun.

Peluncuran, pelatihan, tenaga kerja, dan pengoperasian misi juga merupakan biaya yang pada akhirnya mempengaruhi harga tiket ke luar angkasa.

Ada masalah lain yang mempengaruhi biaya dalam industri luar angkasa. Pada 23 Maret 2022, CNBC melaporkan bahwa SpaceX telah menaikkan harga semua peluncurannya karena harga bahan bakar yang tinggi sepanjang masa dan inflasi.

Biaya untuk peluncuran Falcon 9 ditetapkan sebesar 67 juta dolar AS (sekitar 972,7 miliar), dan misi Falcon Heavy mencapai 97 juta dolar AS. Satelit kecil yang diluncurkan di bawah program rideshare juga mengalami peningkatan, dengan harga naik menjadi 1,1 juta dolar AS (sekitar Rp 15,9 miliar) untuk muatan 200 kilogram dan biaya tambahan 5.500 dolar AS per kilo (sekitar Rp 79,8 juta). Kesimpulannya, persamaan roket, biaya bahan bakar, biaya konstruksi dan operasi, dan isu-isu seperti inflasi adalah alasan mengapa tiket wisata luar angkasa begitu mahal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler