Tips Membuat Webseries Bermodal Smartphone
Ada potensi karya tak terbatas yang bisa dihadirkan dengan hanya memanfaatkan p smartphone.
Ada potensi berkreasi yang tak terbatas yang bisa dilakukan dengan smartphone. Fungsi smartphone saat ini sudah jauh dari sekadar alat komunikasi.
Ada potensi karya tak terbatas yang bisa dihadirkan dengan hanya memanfaatkan perangkat smartphone. Salah satu sutradara Indonesia Andri Cung pun, beberapa waktu lalu, sempat membagikan tips membuat webseries hanya dengan memanfaatkan smartphone.
Sebelumnya, ia telah membuat webseries sebanyak empat episode dengan memanfaatkan salah satu perangkat flagship dari Samsung. Untuk menghadirkan cerita yang menyentuh, menurut Andri, peran sutradara sangatlah penting.
Oleh karena itu, Andri beripaya memanfaatkan teknologi seperti Cinematic Camera Movement, Auto Framerate hingga Nightography untuk memberi hasil sinematografi yang memanjakan mata.
Andri pun memberikan tips dan trik bagi para sineas dan filmmaker untuk mendapatkan scene yang mumpuni, dengan memanfaatkan perangkat telepon pintar.
1. Maksimalkan Cinematic Camera Movement untuk Rekam Adegan Bergerak Salah satu tantangan Andri dalam membuat webseries adalah latarnya yang digarap di Sumba. Jadi, Andri perlu banyak merekam dengan kondisi bergerak, mulai dari mengikuti para pemain yang berjalan menjelajahi Sumba, mengikuti para pemain berlarian bersama anak-anak di kampung adat, hingga merekam saat berada di dalam mobil.
Ia pun memanfaatkan Cinematic Camera Movement, agar tiap rekaman yang dihasilkan smooth, stabil, dan minim getaran. Cinematic Camera Movement, juga dapat dimaksimalkan untuk membuat scene yang lebih hidup dan dinamis di dalam karya yang dibuat.
2. Puas Ambil Gambar di Bawah Sinar Matahari dengan Auto Framerate Fitur Auto Framerate mampu menyesuaikan fps dan shutter speed terhadap kondisi cahaya untuk mendapatkan tingkat kecerahan dan detail yang lebih baik. Sehingga bisa mengabadikan kondisi alam yang terbuka, seperti Sumba dengan begitu epic.
3. Maksimalkan Pencahayaan Alami di Malam Hari dengan Nightography Selain alam, waktu juga biasanya menjadi tantangan bagi para pembuat konten visual. “Golden hour itu waktunya sangat pendek sekali karena hanya dalam hitungan menit, momennya bisa hilang,” ujar Andri. Menurutnya, keberadaan Nightography dapat sangat membantu untuk capture sunset dengan penampilan seindah aslinya dan dengan waktu yang efisien juga.
Fitur ini juga memungkinkan para filmmaker untuk lebih memaksimalkan pencahayaan alami di lingkungan sekitar, khususnya saat keadaan minim cahaya atau low light.
4. Pakai Mode Pro supaya Lebih Leluasa dalam Merekam Selama shooting di Sumba, Andri menggunakan Mode Pro untuk merekam, dan menurutnya ini juga menjadi salah satu pilihan yang bisa diterapkan. Karena, dengan Mode Pro, kita bisa memiliki keleluasaan lebih dalam mengatur ISO, shutter speed, hingga white balance.