Hepatitis Akut Misterius, Dokter Imbau Masyarakat Waspada Jika Pesan Makanan Secara Online
Dokter menyarankan makanan yang dipesan secara online dipanaskan lagi terlebih dulu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus hepatitis akut misterius ditemukan di Indonesia dan menyerang anak-anak. Dokter spesialis anak konsultan di rumah sakit anak dan bunda (RSAB) Harapan Kita Eva J Soelaeman mengimbau masyarakat mewaspadai penularan hepatitis akut, termasuk ketika pesan makanan lewat dalam jaringan (online).
"Jadi, sekarang lebih waspada lagi. Ini termasuk jika pesan makanan lewat online karena kita tak tahu pesan di mana (lokasi penjual makanan)," ujarnya saat mengisi konferensi virtual, Kamis (12/5/2022).
Padahal, ia menegaskan kebersihan makanan harus dijaga. Ia juga meminta kalau bisa makanan yang sudah masak supaya dipanaskan lagi sebelum dikonsumsi.
Eva juga mengklarifikasi pemikiran bahwa makanan akan terus steril jika disimpan di dalam kulkas. Padahal, hal itu belum tentu benar.
Sebab meski ditaruh di kulkas, ia menjelaskan, makanan yang ditaruh di tempat terbuka dan di sebelahnya adalah makanan mengandung banyak jamur maka makanan yang steril tadi bisa tetap terkontaminasi.
"Hati-hati karena makanan yang ada di kulkas tidak selalu steril," kata Eva.
Ia juga mengingatkan masyarakat hati-hati saat membeli makanan yang langsung dimasukkan kulkas tanpa melalui proses dicuci atau dibersihkan. Selain itu, ia mengingatkan masyarakat harus memperhatikan kebersihan diri, termasuk mencuci tangan minimal saat setelah buang air besar, setiap akan makan, sesudah makan, serta memastikan sesuatu yang menuntut kebersihan. Ia juga meminta masyarakat yang memiliki anak-anak ketika berjalan di mal supaya waspada karena pasti menyentuh sesuatu karena keingintahuannya besar.
"Padahal, kita belum tahu bersih atau tidak," ujarnya.
Terkait kemungkinan hepatitis akut misterius bisa menular lewat sentuhan fisik, ia mengakui kemungkinan ini bisa terjadi.
"Meski belum pasti (buktinya), tetapi diduga bisa," ujarnya.
Berbicara terpisah, spesialis mikrobiologi klinik Rumah Sakit Universitas Indonesia Budiman Bela menambahkan, sebenarnya tak ada masalah jika memesan makanan bukan secara online. Namun, ia mengingatkan penularan hepatitis akut misterius lewat fecal oral makanan.
"Tetapi kalau memesan makanan lewat online, bisa dipanaskan terlebih dahulu," ujarnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan saat ini sudah ada tujuh laporan kematian anak yang diduga akibat terpapar hepatitis akut misterius.
"Untuk kematian yang dilaporkan resmi secara nasional ada tujuh kasus. Sementara kasus yang di Medan Sumatera Utara masih diverifikasi," ujar Nadia kepada Republika, Kamis.
Adapun perincian dari tujuh kematian anak itu adalah empat kasus kematian anak terjadi di DKI Jakarta, satu kasus kematian dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kemudian, satu kasus kematian di Solok, Sumatera Barat dan satu kasus kematian anak di Kalimantan Timur.
Dari total tujuh kasus kematian tersebut, hasil laboratorium menunjukkan anak terinfeksi sejumlah virus. Seperti Hepatitis A, Hepatitis B, Typoid dan DBD.
"Jadi masing-masing rata-rata satu penyakit," jelas Nadia.
Total, sambung Nadia, kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia sudah menjadi 18 kasus. Sembilan diantaranya masih pending klasifikasi dan tujuh tidak masuk kriteria karena bukan hepatitis akut.
"Dan dua masih dalam pemeriksaan. Jadi itu semua data yang masuk secara nasional ya. Karena kita harus tetap hati-hati dalam melaporkan penyakit baru ya, karena belum tentu penyakit itu sesuai kriteria yang ditetapkan WHO," ujar Nadia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, sejauh ini tercatat ada 21 kasus dugaan kasus hepatitis akut misterius di DKI Jakarta. Namun, kata dia, Pemprov DKI masih mendalami kasus tersebut secara epidemiologis.
“Iya yang 21 itu di Jakarta semua. Termasuk yang korban meninggal sudah tiga. Kita berharap yang meninggal tidak bertambah lagi,” kata Riza kepada awak media di Balai Kota, Rabu (11/5/2022).
Ditanya keperluan untuk pembentukan satgas penyakit tersebut, Riza membantahnya. Menurut dia, Jakarta masih akan menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan.
Riza melanjutkan, hepatitis akut misterius itu bukan hanya menjadi masalah Jakarta, melainkan nasional dan global. Oleh sebab itu, DKI Jakarta, kata dia, akan membantu melakukan pengawasan monitoring evaluasi tiap hari.
“Di Jakarta sendiri kami lewat Dinkes sudah menginstruksikan jajaran, rumah sakit dan puskesmas untuk melaporkan semua perkembangan yang ada.
“Insya Allah kami Pemprov DKI khususnya Dinkes selalu memberikan pelayanan terbaik terhadap kesehatan masyarakat. Alhamdulilah, Jakarta termasuk kota yang berusaha sebaik mungkin,” katanya.