Infeksi Hepatitis Akut Disebut Sangat Cepat, Virolog: Masih Misteri

Belum diketahui apakah adenovirus-41 juga ada di Indonesia.

ANTARA/Rivan Awal Lingga
Dokter Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memberikan sosialisasi tentang penyakit hepatitis akut di Mangga Dua Selatan, Jumat (13/5/2022). Kegiatan sosialisasi tersebut dalam rangka mitigasi penularan penyakit hepatitis akut.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati, Fauziah Mursid Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak disebut sangat cepat. Ahli virologi Universitas Udayana Bali Gusti Ngurah Kadek Mahardika pun menyatakan masih belum bisa berkomentar banyak mengenai wabah ini.

Baca Juga


 

"Belum bisa berkomentar. Masih misteri," ujarnya saat dihubungi Republika, Jumat (13/5/2022).

Mahardika menambahkan, kasus hepatitis akut misterius di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia belum jelas. Terkait penyebab hepatitis akut misterius adalah adenovirus, Mahardika menjelaskan, sebenarnya virus ini ada di mana-mana.

Kendati demikian, ia mengakui adenovirus F-41 memang jadi tersangka utama sementara. Namun, dia melanjutkan, belum diketahui apakah adenovirus-41 juga ada di Indonesia. Menurutnya, para dokter mestinya mengungkap masalah ini.

Sebelumnya, dokter spesialis anak konsultan di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Eva J Soelaeman mengakui, infeksi hepatitis akut sangatlah cepat.

"Infeksi hepatitis akut misterius cepat sekali," ujar Eva saat mengisi konferensi virtual, Kamis (12/5/2022).

Ia menjelaskan, ketika virus hepatitis akut misterius menular, membelah diri, tak lama kemudian kesadaran penderita menurun, dan akhirnya meninggal dunia. Padahal, dia melanjutkan, kasus hepatitis yang lain seperti hepatitis A dalam kurun waktu singkat bisa sembuh.

 


 

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyebaran hepatitis akut tidak seperti penyakit-penyakit yang menyebabkan pandemi. Menkes mengatakan, koordinasi Kemenkes dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Inggris maupun Amerika Serikat, hepatitis akut ini tidak menyebabkan klasterisasi.

"Kita sudah ngomong dengan CDC Amerika, kita sudah ngomong dengan CDC Inggris, klasterisasi itu tidak terjadi. Itu nomor satu. Jadi ini tidak semenular yang dibayangkan banyak orang," ujar Menkes saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (11/5/2022).

Menkes mengatakan, yang terpenting saat ini adalah mempersiapkan protokol untuk surveilans kasus hepatitis akut di Indonesia. Khususnya, untuk mencegah penambahan maupun penularan kasus hepatitis akut.

Menurutnya, penularan hepatitis akut ini melalui saluran cerna lewat makanan, karena itu penting untuk menjaga kebersihan tangan maupun makanan yang akan dimakan.

"Jadi yang penting cuci tangan yang rajin saja sebelum masuk makanannya. Lalu makanannya kalau bisa dimasak dengan baik. Dua itu saja, khususnya untuk anak-anak ya," katanya.

 

Kronologis temuan kasus Hepatitis Akut dan Cara Mencegahnya - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler