Bumi Bulat atau Datar? Simak Penjelasan Gus Baha Berdasarkan Alquran

Gus Baha menganalogikan bumi seperti kepala, di mana kutu rambut bebas bergerak ke mana saja karena mengira kepala kita bentuknya datar.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner
Debat Bumi bulat atau datar. Gus Baha menjelaskan tentang bentuk bumi berdasarkan Alquran. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Perdebatan bentuk bumi tidak kunjung selesai. Ada sekelompok orang yang percaya jika bumi itu datar, sementara berdasarkan ilmu pengetahuan bumi berbentuk bulat seperti telur. Lantas benarkah bumi itu datar seperti klaim jika Alquran menyebut bumi sebagai "hamparan"?

KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menjelaskan tentang bentuk bumi dengan mengulas arti hakikat dan istilah, sehingga mudah dipahami. Gus Baha menjelaskan Surah Al-Kahfi Ayat 86 yang menceritakan kisah Raja Dzulkarnain. Dalam ayat tersebut dikisahkan Raja Dzulkarnain melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam.

BACA JUGA: Gus Baha: Andai Tahlilan Baik Pasti Dilakukan Sahabat, Gak Mungkin Kan Sahabat Nahlili Nabi Muhammad

Alquran menyebutkan matahari bisa tenggelam di dalam laut. Padahal faktanya ukuran matahari jauh lebih besar dari bumi, bahkan letaknya ada di luar angkas.

Menurut Gus baha, bukan mataharinya yang tenggelam, melainkan pandangan Raja Dzulkarnain lah yang melihat matahari tenggelam. Hal ini menjadi perdebatan di kalangan mufassir tentang apakah sifat-sifat Allah (yang disebutkan dalam firman-firman-Nya) dapat dipahami secara hakikat atau yang manusia kenali (mashadiqul lafdzi).

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Tahlilan?

Gus Baha mencontohkan dalam Surah Muhammad Ayat 7 yang berbunyi: "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu".

"Ini jika dipahami bahwa Allah membutuhkan pertolongan, bisa-bisa kita kafir." kata Gus Baha.


Kita, kata Gus Baha, juga bisa melihatnya dari kalimat tasbih, Subhanallah. "Kalau kita meyakini bahwa kalimat tasbih kita menambah kesucian Allah, dari yang sudah Maha Suci menjadi lebih suci. Bisa-bisa kita masuk neraka," ucap Gus Baha.

Ia lalu bercerita tentang seorang waliyullah bernama Abu Yazid Al-Busthami pernah mukasyafah (dibukakan rahasia Allah). Beliau membaca Subhanallah, Subhanallah, hingga ditegur oleh Allah.

BACA JUGA: Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

"Abu Yazid, apa yang kau baca?"

"Baca Tasbih ya Rabb".

"Apa itu Tasbih?"

"Menyucikan Engkau Ya Rabb."

"Apakah Aku tidak suci sehingga perlu kau sucikan?"

BACA JUGA: Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

Mendengar itu, menurut Gus Baha, Abu Yazid menangis kemudian belajar ilmu Nahwu. Karena itu, Sayyid Abdullah Al-Haddad mengatakan, "Hamba mengesakan Tuhan, Maha Suci Allah dari pengesaanku, sedangkan Dia adalah esa. Kalimat itu keluar saking takutnya salah," ucap Gus Baha.

Maka dari itu, kata Syeikh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Syeikh Abu Bakar Al-Baqilani, semua lafadz itu tidak bermakna. Yang memaknai itu hati masing-masing. Menurut Gus Baha, bahasa hanyalah media komunikasi karena kalimat tidak selalu benar.

Termasuk ketika Alquran yang membahas bentuk bumi yang ditengarai berbentuk datar. Dalam Surah Al Ghasyiyah Ayat 20, Allah berfirman:

وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ

Artinya: "Dan bumi bagaimana dihamparkan..?"


Gus Baha menerangkan, makna "dihamparkan" adalah seperti karpet. Karpet berbentuk datar dan jelas tidak berbentuk bola. Maksudnya "seperti karpet" adalah dalam pandangan mata (Fi nadzaril ‘aini).

Hakikatnya seperti apa? Menurut ilmu pengetahuan, jelas bumi berbentuk bulat menyerupai bola. Lantas mengapa ada yang percaya bumi berbentuk "hamparan" yang seperti karpet?

BACA JUGA: Benarkah Yaman Negeri Kadrun dan Imigrannya Datang untuk Rusak Indonesia?

"Ini seperti kutu yang ada di kepala kita pun bisa saja menyebut kepala kita 'hamparan seperti karpet'. Buktinya, mereka bisa pergi kesana kemari, mengira kepala kita datar. Tapi, apakah kepala kita datar seperti karpet? Sekali lagi, inilah yang namanya ilmu Nadzar (pandangan), diambil dari ayat sebelum-sebelumnya, yaitu "Afala yandzuruna", (maka tidakkah mereka memperhatikan) (Surah Al Ghasyiyah : 17)," kata Gus Baha.

Makanya keliru kalau ada Kiai membantah: "Bumi itu tidak bulat, tapi flat, dalilnya "dan bumi bagaimana dihamparkan?"

"Ya Bumi yang kita injak sekarang secara lahiriyah memang seperti karpet. Kamu lari kemana pun mirip hamparan. Tapi apakah hakikatnya seperti itu? Paham nggeh..?"

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:


>
Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Humor Gus Dur: Mudik ke Jombang Disetiri Kiai Wahab Malah Bikin Jantung Dagdigdug

> Humor Gus Dur: Ketiduran di Makam Ketika Ziarah Tengah Malam, Pas Bangun Malah Dikira Hantu

> Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi

> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/133553/bumi-bulat-atau-datar-simak-penjelasan-gus-baha-berdasarkan-alquran
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler