KKN di Desa Penari Tembus 6 Juta Penonton, Mengapa Film Horor Sangat Disukai?

Pengabdi Setan 1 merupakan film horor terlaris sebelum KKN di Desa Penari.

Youtube
Poster film KKN di Desa Penari. Sinema arahan Awi Suryadi ini menjadi film horor terlaris.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Film horor KKN di Desa Penari sudah tembus enam juta penonton pada Senin (16/5/2022). Artinya, karya arahan sutradara Awi Suryadi itu berada diurutan tiga besar dari film Indonesia terlaris, selain Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! dan seri Dilan.

"(Film horor salah satu daya tarik menarik penonton) betul, sebelumnya film horor terlaris adalah Pengabdi Setan 1. Karena film horor disukai, tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri,” kata pengamat film Yan Widjaya kepada Republika.co.id, Senin (16/5).

Apa yang membuat film horor menarik penonton? Yan menjelaskan bahwa genre horor bisa membangkitkan emosi penonton. Penonton datang ke bioskop untuk mencari hiburan, walaupun hanya 90 menit atau 120 menit.

"Jadi, itu sebetulnya datang ke bioskop mencari hiburan, salah satunya dipenuhi oleh film KKN di Desa Penari. Karena film ini dibuat dengan cukup baik dan sudah ditunggu, karena sudah ada cerita sebelumnya,” ujar Yan.

Menurut prediksi Yan, film Pengabdi Setan 2 yang tayang pada bulan depan pun akan menuai sukses seperti KKN di Desa Penari. Sementara itu, film horor di bioskop lainnya, yaitu Kuntilanak 3 telah meraih 1,5 juta penonton.

Baca Juga


Angka itu sudah memberi keuntungan sisi produksi. Pun demikian dengan film komedi Gara-gara Warisan yang menarik lebih dari setengah juta penonton.

"Jadi kalau bicara modal pembuatan film, maka film-film ini sudah balik modal," kata dia.

Yan menjelaskan bahwa produser akan mendapatkan Rp 17 ribu untuk satu penonton filmnya. Jadi, kalau penontonnya 100 ribu, maka produser mendapatkan uang Rp 1,7 miliar. Sementara itu, rata-rata pembuatan film bagus di Indonesia itu mencapai lima miliar rupiah atau lebih.

"Ini jadi ini tanda-tanda bagus sekali untuk film Indonesia. Semoga selanjutnya demikian juga, karena ternyata KKN di Desa Penari bisa mengalahkan Doctor Strange in the Multiverse of Madness, yang merupakan film terlaris di dunia pada saat ini," ujar dia.

Terkait keberadaan genre horor dan komedi di bioskop, Yan menjelaskan bahwa Lebaran adalah momen "panen" untuk film di Indonesia. Dalam setahun ada dua kali masa "panen", yaitu Lebaran dan akhir tahun.

"Saat itu (Lebaran dan akhir tahun) ditayangkan film-film bagus. Bioskop memilih dan untuk tahun ini ada tiga film yang tayang (saat Lebaran). Demikian pula pada akhir Desember, ada beberapa film bagus jagoan kuat," kata Yan.

Pemilihan waktu tayang merupakan kewenangan distributor. Film Lebaran memiliki hak istimewa, yaitu tidak memiliki saingan lain selama dua pekan. Setiap Kamis, seharusnya tayang dua film Indonesia baru. Namun, baru pada 19 Mei, ada dua film baru tayang, yaitu Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak Pertama dan Cinta Subuh.

"Film yang penontonnya banyak itu karena film itu digarap dengan baik, memenuhi selera penonton atau suka adegan, suka dengan pemain. Semuanya itu merupakan kerjasama," ujar dia.

Yan beranggapan bioskop sudah bisa bernapas lega dengan kesuksesan tiga film Indonesia saat ini. Jumlah penonton masih dibatasi 70 persen dari kapasitas total satu studio.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler