Masih Ada Calon Jamaah Haji Belum Vaksin Dosis Lengkap
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI mencatat belum semua jamaah haji yang diberangkatkan tahun ini divaksin dengan dosis lengkap. Saat ini, berdasarkan data terakhir ada sekitar 76 persen jamaah haji yang sudah divaksin dosis lengkap.
"Masih ada sebagian jamaah Indonesia calon jamaah ini yang vaksinasi covid nya masih belum lengkap. Kalau data kami ada 76 persen yang sudah lengkap, artinya jamaah ini lah yang bisa diberangkatkan," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana, saat memberikan arahan pada bimbingan teknis PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa(17/5/2022).
Budi mengatakan jamaah haji yang belum dosis lengkap keberangkatannya bisa terancam. Karena vaksinasi dengan dosis lengkap menjadi syarat utama jamaah haji bisa diberangkatkan.
"Sehingga yang tidak mempunyai dosis lengkap itu mungkin terancam tidak di berangkatkan," katanya.
Untuk itu kata dia, semua pihak khususnya petugas kesehatan punya tugas yang sama yaitu untuk dapat meyakinkan agar jamaah haji segera mau melakukan vaksinasi lengkap. Vaksinasi kepada jamaah haji ini menjadi amanah dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin disampaikan kepada petugas kesehatan.
Selain mengingatkan jamaah untuk segera divaksin dengan dosis lengkap, pada kesempatan ini juga, Budi menyampaikan amanah Menkes Budi Gunadi agar petugas kesehatan berusaha menurunkan angka kematian pada jamaah haji. Menurutnya sudah 10 tahun terakhir ini angka kematian pada jamaah haji tidak turun secara signifikan.
"Tolong diperhatikan untuk menurunkan angka kematian jamaah, karena kematian jamaah kita paling tinggi," katanya.
Budi mengatakan, jika melihat fasilitas kesehatan yang dimiliki seharusnya angka kesakitan dan kematian jamaah haji tidak lebih tinggi dari Malaysia dan India yang sama-sama banyak jamaah hajinya. Seperti diketahui Indonesia memiliki klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) di Makkah Madinah dan Jeddah
"Indonesia termasuk negara yang cukup punya fasilitas cukup banyak. Di Saudi kita punya KKHI," katanya.
Menurunkan angka kematian
Angka kematian pada jamaah haji yang selama 10 tahun terakhir tidak ada penurunan harus menjadi evaluasi bagi semua pihak, khususnya para petugas kesehatan. Untuk itu penting bagi para petugas kesehatan memberikan edukasi maksimal tentang pentingnya menjaga kesehatan selama operasional haji.
"Bahwa misi kita harus menurunkan angka kematian jamaah, karena 10 tahun terakhir nyaris tidak ada penurunan angka kematian yang signifikan untuk Indonesia," katanya.
Menurunkan angka kematian menjadi konsen Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Untuk itu kerja kerasa para petugas kesehatan sangat dibutuhkan pemerintah
"Hal ini juga menjadi konsen beliau agar kita semua nanti betul-betul sebagai petugas kesehatan bekerja sesuai pelaksanaan operasional yang sudah disusun. Mudah-mudahan angka kematian ini bisa kita turunkan," katanya.
Budi menyampaikan, angka kematian pada jamaah haji Indonesia selama 10 tahun terakhir ini relatif datar di angka 2 permil Artinya angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain seperti India 1 permil dan Malaysia 0,3 permil angka kematiannya pada tahun 2019.
"Dengan begitu pak Menteri kesehatan menyampaikan kepada kami bahwa tolong sampaikan bahwa ini harus diturunkan. Jamaah haji Indonesia keadaan pergi sehat dan pulang juga dalam keadaan sehat," katanya.
Untuk itu dia meminta petugas kesehatan profesional dalam bekerja, mengerjakan pekerjaan yang sesuai tugas dan fungsinya. Petugas kesehatan jangan mendahulukan kepentingan pribadinya dengan banyak beribadah.
"Beliau betul-betul berpesan kepada teman-teman semua agar menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional. Kita pergi ke Saudi sebagai petugas bukan sebagai jamaah," katanya.
Budi mengatakan ada tiga faktor yang menjadi penyebab jamaah haji banyak yang meninggal di tanah suci. Pertama karena jantung, kedua gangguan pernapasan dan kelelah.
"Kelelahan menjadi salah satu faktor utama penyebab kematian jamaah," katanya.
Untuk itu petugas kesehatan nanti bisa mengedukasi jamaah, khususnya jamaah yang beresiko tinggi agar mereka diarahkan untuk menyesuaikan aktivitas ibadahnya dengan kemampuan fisik mereka. Dengan begitu kondisi kesehatan mereka terjaga.
"Mudah mudahan kesehatan mereka bisa terjaga sampai nanti jemaah kita pulang ke tanah air," katanya.