Kemenkes: 6 Anak Diduga Meninggal Karena Hepatitis Akut, 4 Sembuh

Ada empat pasien dirawat, satu di Jawa Timur dan Jambi, sementara dua di DKI Jakarta.

Republika/Yogi Ardhi
Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi)
Rep: Febryan A Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, enam anak meninggal dunia diduga karena terjangkit hepatitis akut. Kendati demikian, terdapat pula empat anak yang berhasil sembuh dari penyakit misterius tersebut.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, per 17 Mei 2022 terdapat 14 kasus diduga hepatitis akut yang menjangkiti anak-anak usia 16 tahun ke bawah. Dari 14 kasus itu, enam diantaranya meninggal dunia, empat sembuh, dan empat masih dirawat.

Syahril mengatakan, enam pasien yang meninggal diduga karena hepatitis akut itu berusia 8 tahun ke bawah. Rinciannya, satu anak berusia 2 bulan, satu berusia 8 bulan, satu berusia 9 bulan, satu berusia 1 tahun, satu berusia 14 bulan, dan satu berusia 8 tahun.

Kasus yang berujung kematian ini berkurang dari sebelumnya 7 pasien. Syahril menjelaskan, satu pasien meninggal dieliminasi dari daftar terduga terjangkit hepatitis akut karena telah diketahui terjangkit virus lain.

Adapun empat pasien yang kini masih dirawat, lanjut Syahril, tersebar di tiga provinsi. Satu anak di Jawa Timur, dua di DKI Jakarta, dan satu di Jambi.

Sedangkan empat pasien yang berhasil sembuh, ujar Syahril, dipulangkan dari rumah sakit lantaran gejala klinisnya telah hilang. Mereka tak lagi mengalami mual, diare, muntah-muntah, demam, dan nafsu makannya sudah kembali.

"Artinya (mereka yang sembuh ini) secara klinis sudah tidak ada keluhan dan secara laboratorium juga sudah normal. Dan pasien ini dinyatakan tidak menulari lagi," kata Syahril saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Syahril menambahkan, meski empat pasien itu telah dipulangkan dari rumah sakit, tapi status mereka tetap pending classification. Artinya, sampel darah mereka masih diperiksa oleh Kemenkes untuk memastikan apakah mereka memang terjangkit hepatitis akut atau justru karena penyakit lain.

Syahril menjelaskan, hingga kini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, belum ada kasus yang resmi berstatus konfirmasi. Sebab, semua negara masih menunggu keputusan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, belum ada negara yang berhasil memastikan apa penyebab hepatitis akut ini. "Hingga saat ini belum ditemukan patogen yang spesifik sebagai penyebabnya. Di luar negeri pun belum ada yang menyebutkan patogen apa yang menjadi penyebab," ujarnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler