Tausiyah Terakhir Bimtek PPIH Arab Saudi: Jauhi Sikap Sombong
IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Peserta bimbingan teknis (Bimtek) petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi 1443/2022 mendapat tausiyah tentang larangan bersikap sombong.
Tausiyah terakhir Bimtek ini disampaikan Dewan Syariah Lazismu Buya Dadang Syarifudin, Ahad (22/5/2022) bada Subuh.
Dalam Tausiyahnya Dadang menyampaikan kisah Rasulullah SAW yang meminta sahabatnya mengulangi sholat dan wudhunya. Permintaan Rasulullah untuk mengulangi sholat dan wudhu para sahabat heran. "Sahabat yang lain menjadi terheran-heran," kata Buya Dadang Syarifudin mengawali materi tausiyahnya.
Untuk menjawab kebingungan sahabatnya itu, Rasulullah SAW menjelaskan kenapa menyuruh mengulang sahalat bahkan wudhunya. "Karena memakai pakaian yang menjulur sampai ke tanah atau ke lantai," katanya.
Peristiwa ini cukup menghebohkan para sahabat dan berita ini sampai kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq yang kebetulan memakai pakaian menjulur ke bawah. Sahabat yang memakai pakaian menjulur itu telah diminta Rasulullah SAW mengulangi sholat dan wudhunya.
Karena memakai pakaian yang sama Abu Bakar langsung menemui Rasulullah SAW untuk mengkonfirmasi kepada Nabi Muhammad SAW. “Apakah benar wahai Rasulullah? Dan bagaimana dengan diri saya?”
Rasulullah SAW menjawab kepada Abu Bakar. "Sesungguhnya engkau Abu Bakar tidaklah orang yang termasuk orang yang berbuat dalam arti memakai pakaian yang panjang tadi Karena ke sombongan," katanya.
Buya Dadang mengatakan, pengulangan shalat dan wudhu karena sombong memang tidak ada dalam bab fikih. Namun kesombongan ini merusak pahala sholatnya.
"Karena berkaitan dengan kesombongan ini memang tidak membatalkan namun merusak sholat yang dilakukan," katanya.
Buya Dadang mengatakan, kisah ini mengisyaratkan kepada umat Islam bahwasanya ibadah yang diperintahkan, baik ibadah sholat maupun haji tidak hanya menghadirkan fisik, tetapi menghadirkan lahir dan batin. "Tidak sekadar persoalan lahir, tetapi dua unsur dari kita jasmani dan rohani," katanya.
Buya Dadang mengatakan, sudah sepatutnya dalam ibadah kita seimbang antara lahir dan batin. Hal tersebut untuk mendapatkan manfaat dari ibadah yang dilakukan.
"Ibadah kita itu harus seimbang, harus tepat antara apa yang diucapkan antara apa yang digerakan dalam ibadah tersebut dengan apa yang ada di dalam hati kita," katanya.