Cara Agama Islam dalam Mendidik Umat Manusia

Umat Islam diajarkan mengenai menjalin hubungan terhadap manusia dan alam semesta.

Republika/Musiron
Umat muslim mendengarkan ceramah di Masjid komplek Islamic Center Mataram, Lombok, NTB. (ilustrasi)
Rep: Imas Damayanti Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Islam bukan saja agama yang identik dengan ibadah individual antara sang hamba dengan Allah saja, lebih dari itu umat Islam juga diajarkan mengenai menjalin hubungan terhadap manusia dan alam semesta. Untuk itu dibutuhkan pendidikan yang baik dalam upaya menjalin hubungan tersebut. 

Baca Juga


Syekh Aidh Al-Qarni dalam kitab Sentuhan Spiritual menjelaskan, Allah telah memberikan amanah berupa anak-anak kepada orang tua. Untuk kebaikan anak-anak itu, Allah telah menyerukan beberapa hal dan salah satu penekanannya adalah dengan menuntut ilmu. 

Syekh Aidh mengatakan, sebelum seseorang memulai perjalanan dakwah, kehidupan, dan lika-liku perjalanan maka dia diwajibkan untuk menuntut ilmu. Dia mengajak umat Islam untuk memenuhi hati dengan iman, memenuhi anggota badan dengan keyakinan, dan memenuhi otak dan pikiran dengan ilmu. 

Allah SWT menyifati pari penuntut ilmu bahwa mreka takut kepada-Nya, berhenti dari batasan-batasan-Nya, dan merekalah yang mengawasi-Nya dalam kesunyian dan keramaian. Sehingga orang yang tidak mengawasi Allah, tidak takut kepada-Nya, dan tidak bertakwa kepada-Nya, bukanlah penuntut ilmu. 

Dalam Alquran Surah Faathir ayat 28, Allah berfirman, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama,". 

Dijelaskan bahwa Allah juga menyifati para penuntut ilmu bahwa mereka memiliki pemahaman dalam berdakwah, pemahaman dalam agama dan berdalih dengan nash-nash seraya berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 43, "Dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu,". 

Bahkan Allah SWT tidak memerintahkan kepada para Rasul-Nya untuk berbekal kecuali dengan ilmu. Allah berfirman dalam Surah Thaahaa ayat 114, "Dan katakanlah, 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan,". 

Syekh Aidh menekankan bahwa umat Islam yang menuntut ilmu agar senantiasa menyandingkan ilmu tersebut dengan akhlak dan berharap kemanfaatan atas ridha Allah SWT. Sebab, kata beliau, seorang hamba yang berilmu tanpa dihiasi akhlak dan juga keridhaan Allah akan menyesal. 

Ilmu yang tidak membuatmu menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah bukanlah ilmu. Ilmu yang tidak membuatmu patuh terhadap kedua orang tua, menyambung silaturrahim, jujur dan bertanggung jawab, sesungguhnya hatinya tidak mengetahui Allah. Naudzubill

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler