Saham Snapchat Anjlok 25 Persen, Perekrutan Ditunda
Saham anjlok setelah ada proyeksi target pendapatan Snapchat yang meleset.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saham Snap (Snapchat) anjlok lebih dari 25 persen pada Senin (23/5/2022). Hal tersebut diungkapkan setelah CEO Snap Evan Spiegel memperingatkan perusahaan akan kehilangan targetnya untuk pendapatan pada kuartal sekarang.
Dampak anjloknya saham membuat perusahaan memperlambat perekrutan hingga akhir tahun karena akan fokus pada mengelola pengeluaran. “Meskipun pendapatan kami terus tumbuh dari tahun ke tahun, pertumbuhannya lebih lambat dari yang kami harapkan,” kata Spiegel.
Pada bulan April, Snap melaporkan pendapatan kuartal pertama yang meleset dari ekspektasi Wall Street untuk penjualan dan laba. Pada saat itu, perusahaan mengharapkan pertumbuhan pendapatan antara 20 persen dan 25 persen dari tahun ke tahun.
“Kami percaya sekarang kemungkinan kami akan melaporkan pendapatan dan menyesuaikan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) di bawah kisaran panduan yang kami berikan untuk kuartal ini,” ujarnya.
Saham perusahaan media sosial lain juga jatuh. Saham induk Facebook Meta turun tujuh persen, Twitter turun hampir empat persen, dan Pinterest turun 12 persen. Spiegel mengatakan Snap akan terus merekrut karyawan baru, tetapi akan memperlambat laju perekrutannya untuk sisa tahun ini.
Dilansir CNBC, Selasa (24/5/2022), menurut postingannya, dia masih mengharapkan Snap untuk mempekerjakan 500 karyawan baru sebelum akhir tahun. Selama 12 bulan terakhir, perusahaan mempekerjakan sekitar 2.000 karyawan.
Menurut Spiegel, Snapchat menghadapi kenaikan inflasi dan suku bunga, kekurangan rantai pasokan, gangguan tenaga kerja dan perubahan kebijakan platform seperti fitur privasi iPhone Apple. Ini ditambah dengandampak dari perang di Ukraina.
“Keuntungan kami yang paling berarti selama beberapa bulan mendatang akan datang sebagai hasil dari peningkatan produktivitas dari anggota tim kami yang ada,” ucap dia.