Dijadikan Camilan, Buah Kecil Ini Bantu Pangkas Risiko Strok
Camilan yang tinggi gula dan garam bisa tingkatkan risiko strok.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergantung pada jenisnya, camilan bisa membawa dampak yang berbeda bagi kesehatan. Camilan yang tinggi gula dan garam, misalnya, bisa meningkatkan kadar kolesterol, tekanan darah, hingga risiko strok bila dikonsumsi secara berlebihan. Namun, ada pula jenis camilan yang bisa menyehatkan.
Salah satu camilan yang menyehatkan tersebut adalah buah zaitun. Menurut data yang dipublikasikan dalam jurnal Lipids in Health and Disease, buah zaitun dapat membantu menurunkan risiko strok.
Manfaat ini berasal dari kandungan lemak tak jenuh tunggal yang tinggi di dalam buah zaitun. Jenis lemak ini diketahui dapat menurunkan risiko strok, penyakit kardiovaskular, dan kematian.
Selain itu, lemak tak jenuh tunggal juga dapat menurunkan kadar kolesterol "jahat" atau LDL. Seperti diketahui, kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat memicu terjadinya penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Seiring waktu, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya strok atau serangan jantung.
Selain kebiasaan mengemil dan makan yang tak sehat, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko strok. Sebagian di antaranya adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan pola hidup tidak aktif. Beberapa masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan fibrilasi atrium juga turut berperan dalam mempengaruhi risiko strok.
Satu hal yang mungkin jarang disadari, beberapa mikroba usus diketahui turut berperan dalam memengaruhi risiko dan tingkat keparahan strok. Salah satu di antaranya adalah bakteri taxa.
"Kami menemukan bakteri baru taxa berkaitan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap keparahan strok," ujar dr Michael Lledos dari Saint Pau Research Institute, seperti dilansir Express, Selasa (24/5/2022).
Temuan ini, lanjut dr Lledos, dinilai memiliki potensi yang besar di masa depan. Mungkin saja, temuan ini bisa dikembangkan untuk menemukan cara mencegah strok lewat mikrobiota usus.
"Kita mungkin bisa mencegah strok atau memperbaiki pemulihan neurologis dengan memeriksa mikrobiota usus," jelas dr Lledos.
Memahami bagian kompleks dari sistem imun ini dinilai penting dalam mencegah dan memperbaiki pemulihan pasca strok. Seperti diketahui, pemulihan strok sangat bergantung pada tingkat keparahan strok dan kecepatan pengobatan yang diberikan setelah strok terjadi.