Menlu Turki Kunjungi Israel
Cavusoglu menjadi menlu Turki pertama yang mengunjungi Israel dalam 15 tahun,
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu dijadwalkan bertemu dengan Menlu Israel Yair Lapid di Israel pada Rabu (25/5/2022) waktu setempat. Perjalanan Cavusoglu menjadikannya menlu Turki pertama yang mengunjungi Israel dalam 15 tahun.
Cavusoglu diperkirakan didampingi oleh menteri energi Turki Fatih Donmez akan bertemu Yair Lapid seusia mengadakan pembicaraan dengan pejabat Palestina. Kerja sama sektor energi diharapkan menjadi agenda utama.
Seperti dilansir laman Aljazirah, Rabu (25/5/2022), Ankara menyatakan kesediaannya untuk kemitraan antara Israel dan Turki dalam sebuah proyek yang dapat membawa gas alam Israel ke Turki, dan kemudian berpotensi ke Eropa. Namun masalah yang lebih luas juga diharapkan akan dibahas seperti pembentukan kembali hubungan diplomatik di tingkat duta besar.
Turki mengusir duta besar Israel pada 2018, menyusul pembunuhan Israel terhadap hampir 60 warga Palestina dalam protes terhadap pembukaan kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem. Saat itu adalah puncak dari periode hubungan buruk yang berkelanjutan, yang sudah sulit sejak akhir tahun 2000-an. Kedua negara sering bertukar tuduhan atas pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan perlakuan terhadap warga Palestina, serta dukungan Ankara untuk Hamas, yang mengatur Jalur Gaza yang diblokade.
Kedua negara juga berselisih pendapat mengenai berbagai isu regional lainnya, seperti kudeta tahun 2013 di Mesir, kesepakatan nuklir Iran 2015, penarikan pasukan AS tahun 2019 dari Suriah dan operasi militer Turki di negara yang sama. Kendati begitu, kedua belah pihak bersedia mengabaikan hal ini.
Pada Maret tahun ini, Presiden Israel Isaac Herzog melakukan kunjungan penting ke ibu kota Turki, Ankara. Ini adalah kunjungan pertama sejak perjalanan Shimon Peres pada 2007.
Herzog dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan keduanya mengatakan mereka ingin menormalkan hubungan. Erdogan juga menekankan pentingnya kerja sama energi antara pemerintah ke depan.
Mantan ketua komite urusan luar negeri parlemen Turki, Taha Ozhan menilai tujuan Turki dan Israel saat ini adalah untuk membangun kembali hubungan diplomatik yang efisien dan melihat apakah mungkin untuk bekerja sama di bidang-bidang tertentu setelahnya. Menurutnya Turki dan Israel sadar bahwa ada kebutuhan bagi mereka untuk berbicara satu sama lain mengenai masalah regional, dari Suriah dan Mediterania Timur hingga masalah yang berkaitan dengan Teluk Arab.
"Namun, lebih banyak waktu diperlukan bagi mereka untuk membangun kepercayaan dan bekerja sama di bidang kebijakan luar negeri, di tengah begitu banyak ketidaksepakatan dan mengingat situasi Palestina semakin buruk," kata Ozhan dikutip laman Aljazirah, Rabu.
"Memulihkan hubungan diplomatik mungkin merupakan langkah awal untuk lebih banyak dialog dan pada akhirnya mengarah pada pembentukan agenda kebijakan yang positif dan ikatan yang lebih dalam. Tidak ada yang mengharapkan jalan pintas menuju normalisasi terutama selama tahun pemilihan di Turki," tukasnya.