Pemimpin Militer Iran Peringatkan Israel: Kami Siap Perang
Israel adalah salah satu penentang utama perjanjian nuklir Iran yang diperbarui.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Para pemimpin militer Iran menyatakan, mereka siap berperang dengan Israel. Militer Iran juga mengeluarkan ancaman baru untuk segera membakar Tel Aviv. Pernyataan ini dibuat selama demonstrasi militer di Teheran, Iran.
"Kami siap berperang, beri tahu Zion," kata seorang pembicara yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip selama parade militer 20 Mei yang diselenggarakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Pasukan tempur paramiliter negara itu yang telah membunuh puluhan orang Amerika, seperti dilansir The Washington Free Beacon, Kamis (26/5/2022). Bahkan dia menegaskan, tidak ada jejak yang tersisa dari Israel."Tidak ada satu rumah pun yang akan dibiarkan berdiri di Tel Aviv," tuturnya.
"Kami akan meruntuhkan Haifa dan Tel Aviv sampai rata dengan tanah," kata seorang pembicara lainnya, menurut terjemahan dari pernyataan berbahasa Farsi yang dilakukan oleh Middle East Media Research Institute.
Ancaman terbaru untuk meluncurkan perang melawan Israel datang ketika pemerintahan AS di bawah Joe Biden dan Pemerintah Iran bersiap menandatangani versi yang diperbarui dari perjanjian nuklir 2015, yang akan memberi Teheran miliaran uang tunai dan dapat melepaskan sanksi teror terhadap IRGC. Israel, salah satu penentang utama perjanjian itu dan telah menekan pemerintahan Biden untuk mempertahankan sanksi IRGC.
Jenderal Iran Hossein Salami, panglima tertinggi IRGC, mengeluarkan ancaman terselubung untuk segera menyerang Israel. "Segera Anda akan berdoa di tempat yang diinginkan hati Anda hari ini. Semua keinginan Anda telah menjadi kenyataan dengan berjalannya waktu. Yakinlah keinginan besar ini juga akan segera terwujud, dan di bawah kepemimpinan pemimpin umat Islam, Anda akan berdoa di halaman Masjid Al Aqsa," kata Salami.
Pada Rabu kemarin pun komandan Pasukan Quds IRGC Esmail Ghaani mengatakan kelompok Hizbullah, yang dipersenjatai oleh Teheran dan duduk di perbatasan utara Israel, memperkuat pasukannya. Selain itu, Komandan Garda Revolusi Iran, Esmail Ghaani juga mengungkapkan, Iran sukses melakukan misi drone di Israel. Menurut laporan Arab Post, Ghaani menyatakan, 41 pesawat tempur Israel gagal mencegat dua drone Iran yang menjalankan misi tersebut.
"Selama lebih dari 70 tahun, Israel gagal menjadi bangsa yang bersatu. Ada berita tentang rasisme yang telah mencapai puncaknya di (Israel)," ujar Ghaani.