Israel Rayakan 74 Tahun Penjajahan Atas Palestina di Bahrain

Bahrain telah menormalkan hubungan dengan Israel.

AP/Majdi Mohammed
Seorang pengunjuk rasa Palestina dan seorang tentara Israel menarik bendera Palestina di tengah asap dari bom suara, selama demonstrasi setelah pemukim Yahudi mencoba untuk memblokir anak-anak Palestina memasuki sekolah di desa al-Lubban al-Sharqiya, dekat kota Tepi Barat. Nablus, Minggu, 27 Februari 2022. Israel Rayakan 74 Tahun Penjajahan Atas Palestina di Bahrain
Rep: Rizky Jaramaya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Israel merayakan peringatan 74 tahun penjajahan terhadap warga Palestina di Manama, Bahrain. Upacara peringatan yang digelar pada Kamis (27/5/2022) lalu, dihadiri oleh sekitar 300 tokoh penting dari kalangan swasta dan seluruh lapisan pemerintahan.

Baca Juga


Israel menganggap perayaan terhadap pendudukan Palestina sebagai "Hari Kemerdekaan". Ini adalah perayaan pertama Israel di negara Teluk dan menimbulkan kemarahan bagi warga Palestina.

Saluran televisi Kan, melaporkan, ini adalah pertama kalinya Kedutaan Besar Israel di Manama mengadakan pesta yang menandai peringatan 74 tahun pendudukan di tanah Palestina. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 tamu yang mewakili semua pemerintah dan sektor swasta di Bahrain.

Kementerian Luar Negeri Israel menerbitkan foto dan video dari resepsi yang diadakan oleh Kedutaan Besar Israel di ibukota Bahrain, Manama. Kedutaan Besar Israel di Bahrain juga mengunggah foto-foto serupa.

"Untuk pertama kalinya, kedutaan Israel di Manama mengadakan upacara tradisional dalam rangka peringatan 74 tahun kemerdekaan Negara Israel. Upacara tersebut dihadiri oleh lebih  dari 300 tamu yang mewakili pemerintah dan sektor swasta di Bahrain. Kami menantikan lebih banyak pertemuan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara," ujar pernyataan Kedutaan Besar Israel di Bahrain, dilansir Middle East Monitor, Ahad (30/5/2022).

Warga Palestina mengungkapkan kekecewaan mereka karena perayaan pendudukan digelar di negara Teluk. Bahrain telah menormalkan hubungan dengan Israel.

 

Bahrain, Uni Emirat Arab, Sudan dan Maroko menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada 2020, di bawah Kesepakatan Abraham yang diinisiasi oleh pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka menandatangani kesepakatan itu di Gedung Putih, dan disaksikan oleh Trump. Sejak saat itu, Bahrain meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Israel.

Normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dengan Israel membuat warga Palestina geram. Sejumlah pemimpin Palestina mengatakan bahwa mereka telah berkhianat dan tidak mendukung kemerdekaan Palestina. 

Kelompok nasionalis Yahudi akan melakukan pawai bendera melalui jantung kawasan Muslim di Old City atau Kota Tua, Yerusalem pada Ahad (29/5/2022). Mereka melaksanakan parade yang dapat memicu kembali kekerasan antara warga Israel dan Palestina.

Kelompok itu merayakan pencaplokan Israel atas Kota Tua dalam perang Timur Tengah pada 1967. Mereka menarik ribuan sorak-sorai dan para peserta turun ke jalan-jalan. Pawai ini akan mencapai puncaknya di Tembok Barat, yaitu sebuah tempat ibadah Yahudi yang terletak di bawah kompleks Masjid al-Aqsa.

 

Bagi warga Palestina, pawai tersebut merupakan provokasi terang-terangan dan pelanggaran di Yerusalem, yang semakin padat oleh pembangunan dan pemukiman Yahudi. Pada Sabtu (28/5/2022), Hamas mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada selurug warga Palestina di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem, bersama dengan minoritas Arab Israel, yang merupakan keturunan Palestina dan kewarganegaraan Israel, untuk bangkit membela Yerusalem dan Masjid Al Aqsa pada Ahad.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler