Wapres Kamala Harris Serukan Warga Amerika Bersatu Lawan Rasisme
Harris mengatakan pemerintah AS akan mencari solusi penembakan massal.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan suaminya Doug Emhoff pada Sabtu (29/5/2022) menghadiri upacara pemakaman Ruth Whitfield, yang merupakan salah satu korban penembakan massal di Buffalo, New York. Keluarga korban lainnya juga hadir untuk menyampaikan belasungkawa mereka.
Whitfield (86 tahun) adalah korban tertua dari 10 korban Afrika-Amerika lainnya yang tewas dalam penembakan di Tops Friendly Market, Buffalo dua pekan lalu. Whitfield merupakan ibu dari mantan Komisaris Pemadam Kebakaran Buffalo, Garnell Whitfield.
Harris dan Emhoff menghadiri kebaktian di Gereja Baptis Mount Olive di Buffalo. Dalam pidatonya Harris mengatakan kepada para pelayat bahwa, sudah saatnya bagi semua orang untuk melawan ketidakadilan. Harris mengacu pada peristiwa penembakan di Tops Friendly Market pada 14 Mei, serta penembakan di Robb Elementary School di Uvalde, Texas. Harris dengan lantang mengutuk rasisme dan kebencian.
“Ini adalah momen yang mengharuskan semua orang untuk berdiri dan mengatakan kami tidak akan mendukung ini (rasisme). Cukup sudah. Kami tidak akan membiarkan orang-orang yang dimotivasi oleh kebencian memisahkan kami atau membuat kami merasa takut," ujar Harris.
Setelah pemakaman, Harris dan Emhoff mengunjungi peringatan di luar Tops Friendly Market. Harris dan Emhoff menaruh sebuket besar bunga putih, dan berdoa sejenak untuk para korban.
Harris mengatakan, pemerintah tidak akan duduk diam dan segera mencari solusi untuk menangani masalah kekerasan dengan senjata api yang semakin meresahkan di Amerika Serikat. Harris mendukung kebijakan untuk melakukan pemeriksaan latar belakang bagi mereka yang akan membeli senjata api. Harria juga mendukung larangan penjualan senjata serbu.
"Mari kita larang senjata serbu. Senjata serbu adalah senjata perang tanpa tempat, tidak ada tempat dalam masyarakat sipil. Pemeriksaan latar belakang. Mengapa ada orang yang bisa membeli senjata dan dapat membunuh manusia lain tanpa ada yang mengetahui, orang itu melakukan kejahatan kekerasan sebelumnya, apakah mereka merupakan ancaman terhadap diri mereka sendiri atau orang lain?," ujar Harris.
Harris juga menyerukan warga AS harus bersatu. Harris mengingatkan bahwa keragaman warga AS merupakan sebuah persatuan.
“Kita harus sepakat jika kita ingin kuat sebagai bangsa, kita harus berdiri kokoh, mengidentifikasi keragaman kita sebagai kesatuan,” kata Harris.
Ini adalah minggu perpisahan yang menyedihkan bagi keluarga dan teman-teman korban penembakan di Buffalo. Beberapa korban tewas yang berada di Tops Friendly Market antara lain seorang pekerja restoran yang sedang membeli kue ulang tahun untuk anaknya yang berusia 3 tahun. Ada pula seorang ayah dan penggemar berat Buffalo Bills yang bekerja sebagai asisten bus sekolah, dan seorang perempuan berusia 32 tahun yang pindah ke Buffalo untuk membantu seorang saudaranya yang sedang berjuang melawan leukemia.
Sementara Whitfield adalah seorang nenek dan ibu dari empat anak. Dia berada di dalam supermarket setelah mengunjungi suaminya di sebuah panti jompo. Ketika itu, seorang pria bersenjata yang diidentifikasi oleh polisi sebagai Payton Gendron (18 tahun) memulai serangan mematikan itu dan menewaskan 10 orang. Pihak berwenang mengatakan Gendron, yang berkulit putih, menargetkan supermarket itu karena berada di lingkungan yang didominasi orang kulit hitam.
Pengacara hak-hak sipil Ben Crump, menyerukan agar semua pihak yang membantu dan mendukung aksi penembakan Gendron dimintai pertanggungjawaban, termasuk produsen senjata. Crump mengatakan, mereka yang menginstruksikan dan meradikalisasi Gendron juga harus dimintai pertanggungjawaban karena telah menyebabkan hilangnya nyawa 10 orang.
“Adalah dosa bahwa pemuda ini, telah membunuh Ruth Whitfield dan warga Buffalo lainnya," kata Crump.
Secara keseluruhan, terdapat 13 orang yang menjadi korban penembakan. Tiga orang selamat dan 10 meninggal dunia. Dari total korban 11 merupakan orang Afrika-Amerika. Gendron didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama dan ditahan tanpa jaminan. Pengacara Gendron telah mengajukan pembelaan tidak bersalah.