Kandidat Potensial Pilwakot Salatiga Mulai Mengemuka

Mulai dari mantan menteri, anggota DPR RI, pengusaha, hingga kepala desa.

Istimewa
Suasana acara Halal Bihalal dan Silaturahim Kader serta Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Salatiga, yang digelar Pengurus Cabang PCNU Kota Salatiga, di gedung Makutarama, Kota Salatiga, Ahad (5/6).
Rep: Bowo Pribadi Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Teka-teki seputar kandidat yang bakal meramaikan persaingan pada bursa pemilihan wali kota (pilwakot) Salatiga 2024 pelan-pelan mulai tersingkap. Sejumlah nama pun bermunculan, mulai dari mantan menteri, anggota DPR RI, pengusaha, hingga kepala desa.    

Setidaknya ini terungkap dari acara Halal Bihalal dan Silaturrahim Kader serta Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Salatiga, yang digelar Pengurus Cabang PCNU, yang digelar di gedung Makutarama, Kota Salatiga, Ahad (5/6/2022).

Dalam acara ini, Ketua PCNU Kota Salatiga, Zaenuri mengatakan, pihaknya memang mengundang/menghadirkan para kandidat yang disebutnya cukup potensial untuk maju pada kontestasi Pilwakot Salatiga 2024 nanti.

“Setidaknya ada enam nama kandidat potensial yang kami undang pada acara halal bihalal dan silaturahim ini agar warga NU kenal mereka,” ungkapnya, saat memberikan keterangan kepada awak media.

Ke-enamnya adalah mantan Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, anggota DPR RI, Lukman Jambi, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Semarang, Kolonel Laut Hariyono, Ketua DPD Nasdem Kota Salatiga, Dandan Febri Herdiana, pengusaha Hartoko Budhiono, serta Kepala Desa Ngrembes Kabupaten Semarang, Nur Arifah.    

Dengan mengenal para kandidat potensial tersebut, jelas Zanuri, maka akan terbentuk komunikasi yang baik antara warga NU. “Tentu NU mendukung kandidat calon yang merupakan kader NU tulen, ini juga untuk meneruskan pembangunan di Kota Salatiga,” tegasnya.

Zaenuri juga menyampaikan, NU bukan dalam kapasitas untuk menjaring kandidat, sebab penjaringan sudah menjadi tugas pertai politik (parpol). NU, sebagai organisasi, akan mengusulkan nama-nama yang layak untuk maju.

Seperti yang sudah berjalan selama ini, NU akan mendorong kandidat yang memang paham dan mampu menjalankan semangat Islam ahlussunnah wal jamaah. Jika kandidat tidak sesuai dengan keinginan NU tersebut, sudah barang tentu tidak akan diusulkan.


“Kita sifatnya hanya mendorong, dan nanti yang akan memutuskan adalah para kiai,” tambahnya.

Lebih lanjut, Zaenuri juga menyampaikan, acara silaturahim ini selain untuk menyolidkan kader penggerak NU yang telah menjalani pelatihan, juga dimaksudkan untuk menyemangati para kader.

Termasuk juga untuk menciptakan sinergi dengan pemerintah. “Karena kader NU memiliki tanggung jawab untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa ini,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler