Erick Thohir Targetkan Defend ID Masuk 50 Besar Dunia
Defend ID atau Holding BUMN pertahanan ini beranggotakan lima perusahaan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Industri pertahanan atau Defend ID yang dikomandoi PT Len Industri (Persero) bekerja sama dengan Thales (Prancis) untuk pengembangan industri pertahanan. PT Len Industri dan Thales baru saja menandatangani kerja sama pemenuhan 13 Radar Ground Controlled Interception (GCI) untuk Kementerian Pertahanan.
Termasuk penandatanganan dimulainya aktivitas pendefinisian concrete action untuk merealisasikan Head of Agreement dari Strategic Partnership antara Len-Thales di tujuh area potensial. Penandatanganan ini dilakukan Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin dan SVP Latin America & Asia of Thales International SAS Guy Bonassi, serta disaksikan Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dan President Director PT Thales Indonesia Olivier Rabourdin di Paris, Prancis, akhir Mei lalu.
"Nah. Kalau dalam dunia kemiliteran, Radar GCI menjadi salah satu alutsista utama yang fungsinya bisa diibaratkan sebagai “mata” pertahanan," ujar Erick dalam keterangan tertulis pada Selasa (7/6/2022).
Dengan jangkauan yang bisa mencapai 450 km, lanjut Erick, radar tipe ini berperan memberikan pengawalan pada pesawat pencegat maupun pesawat buru sergap dalam menjalankan misinya. Langkah PT Len Industri itu merupakan bagian dari dorongan Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin Defend ID menjadi pemain global.
Bahkan, Erick Thohir menargetkan, Defend ID harus masuk 50 besar dunia pada tahun 2024, hanya dua tahun setelah didirikan. "Produk Alpalhankam tidak hanya harus memenuhi kebutuhan di dalam negeri dengan nilai TKDN, tetapi holding juga ditargetkan bisa masuk dalam jajaran 50 terbaik perusahaan pertahanan global," kata Erick.
Defend ID atau Holding BUMN pertahanan ini beranggotakan lima perusahaan yakni PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dahana, dengan induk holding PT LEN Industri. Salah satu anggota anggota holding, PT Pindad bertekad menaikkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga 70 persen seperti diminta Menteri BUMN Erick Thohir.
"Pembentukan holding diharapkan mampu meminimalisasi terjadinya tumpang tindih fokus bisnis masing-masing anggota holding," kata Erick menambahkan.