Nyeri di Tiga Bagian Wajah Bisa Jadi Gejala Kanker Paru

Gejala kanker paru juga bisa terasa di wajah.

Pixabay
Perempuan menahan nyeri (Ilustrasi). Nyeri di daerah telinga, pelipis, atau rahang dapat menjadi gejala kanker paru.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri di tiga bagian wajah bisa jadi merupakan gejala tumor yang tumbuh di dalam paru-paru. Kanker dapat dimulai di hampir semua sel tubuh, karena kerusakan gen yang terlibat dalam pembelahan sel.

Kanker ditandai dengan kemunculan sel-sel jahat yang berkembang biak dengan cara yang tidak terkendali. Sel liar itu akhirnya menyebar menjadi tumor yang dapat terus menyerang jaringan lainnya.

Sel jahat yang terus berkembang inilah yang membuat kondisi ini sangat sulit untuk diobati. Akan tetapi, mendeteksi gejala yang mencurigakan sejak awal dapat mendukung pemulihan.



Karakteristik umum penderita kanker adalah penurunan berat badan, pendarahan yang tidak biasa dan kelelahan terus-menerus yang tidak hilang dengan tidur. Rasa sakit adalah tanda kunci lain dari kanker, keluhan yang diderita antara 20 dan 50 persen pasien.

"Sindrom nyeri wajah yang tidak biasa, telah terlihat pada pasien dengan karsinoma paru-paru. Banyak dari pasien ini menggambarkan sakit konstan dan kadang-kadang tajam, yang mungkin memiliki komponen paroksismal," ungkap Science Direct.

Rasa sakit itu biasanya terletak di telinga dan daerah pelipis serta kadang-kadang di rahang. Dalam beberapa laporan, pasien kanker menggambarkan serangan nyeri wajah yang melemahkan, yang muncul sebagai sakit kepala klaster.

Ini adalah kasus satu pasien yang laporan medisnya dirinci dalam Journal of Orofacial Pain. Para peneliti mencatat bahwa nyeri biasa terjadi, dan pada kesempatan yang jarang bisa menjadi gejala kanker paru-paru.

"Nyeri wajah hampir selalu unilateral dan paling sering terlokalisasi di telinga, rahang, dan daerah pelipis. Rasa sakit sering digambarkan cukup parah dan sakit, mungkin terus menerus atau hilang-timbul," kata mereka.

Para penulis mensinyalir dua mekanisme perkembangan nyeri wajah pada kanker paru-paru, kompresi saraf vagus, dan sindrom paraneoplastik. Yang terakhir menggambarkan sekelompok gangguan yang terjadi ketika antibodi pelawan kanker secara keliru menyerang sel-sel normal dalam sistem saraf.

Alternatif lainnya, tumor dapat memberikan tekanan terhadap vena cava, pembuluh yang menuju ke wajah. Ini tidak hanya dapat menyebabkan rasa sakit, tetapi juga dapat menyebabkan pembengkakan yang nyata.

Terlebih lagi, nyeri wajah bisa menjadi gejala dari beberapa jenis kanker lainnya. Faktanya, nyeri wajah terjadi pada sekitar 80 persen pasien kanker kepala dan leher.

Karsinoma sel skuamosa rongga mulut, yang cenderung berlokasi di lidah, juga dapat bermanifestasi menyebabkan nyeri wajah yang sangat nyeri dan spontan. Rasa sakit dalam hal ini dapat terjadi secara langsung dari tumor,atau secara tidak langsung sebagai efek samping dari pengobatan onkologis tumor.

Pada kanker ini, para ahli percaya timbulnya rasa sakit yang diperburuk selama fungsi mulut bisa menjadi prediktor kunci untuk transisi dari prakanker mulut ke kanker.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler