PMK di Cirebon Terus Bertambah, Stok Obat Sudah Habis
Jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai 702 ekor, meningkat dari sebelumnya 685 ekor
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Jumlah hewan ternak yang terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Cirebon terus bertambah. Namun, stok obat untuk menangani hewan-hewan tersebut justru sudah habis.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, menyebutkan jumlah jumlah sapi ternak yang terpapar PMK di Kabupaten Cirebon per hari ini mencapai 702 ekor. Jumlah itu bertambah dibandingkan pada Selasa (7/6/2022) yang masih mencapai 685 ekor.
Asep menyebutkan, sapi yang terpapar PMK itu tersebar di 17 kecamatan di Kabupaten Cirebon. Paling banyak terdapat di Kecamatan Gunung Jati. Selain sapi, PMK juga telah menyerang 46 ekor kerbau di Kabupaten Cirebon. Namun untuk kambing dan domba, sampai saat ini tidak ada yang terserang PMK. ‘’Jadi total hewan ternak yang terserang PMK mencapai 748 ekor, terdiri dari sapi dan kerbau,’’ ujar Asep kepada Republika, Kamis (9/6/2022).
Asep mengakui, pihaknya tidak memiliki tempat khusus untuk mengisolasi hewan ternak yang terpapar PMK. Begitu pula para peternak, yang memiliki keterbatasan kandang untuk memisahkan hewan sehat dan hewan terpapar PMK. ‘’Oleh peternak sebenarnya dipisahkan, tapi jaraknya tetap dekat karena luas kandangnya terbatas,’’ terang Asep.
Asep mengungkapkan, para dokter hewan dari puskeswan juga rutin memberikan vitamin dan obat sesuai gejala yang dialami hewan yang terjangkit PMK. Obat yang diberikan itu disesuaikan dengan gejala yang dialami hewan-hewan tersebut, salah satunya antibiotik.
Selain itu, petugas juga memberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan tersebut dan melakukan desinfeksi. Upaya pengobatan itu telah berhasil menyembuhkan 27 ekor sapi dari PMK.
Asep mengungkapkan, di tengah bertambahnya jumlah hewan ternak yang terpapar PMK, stok obat yang dimiliki instansinya kini justru telah habis. Bantuan obat dari Pemprov Jabar dan pihak lainnya pun jumlahnya terbatas.‘’Stok obat sekarang sudah habis,’’ tukas Asep.
Asep mengungkapkan, pemerintah daerah setempat rencananya akan membantu obat-obatan untuk menangani hewan ternak yang terpapar PMK. Dia berharap, anggaran untuk keperluan tersebut segera turun, ‘’Untuk vaksinnya juga belum ada. Kami masih menunggu dari pemerintah pusat,’’ katanya.