Joe Biden: Zelensky Abaikan Peringatan Rencana Serangan Rusia ke Ukraina

saat itu banyak pihak yang ragu bahwa Rusia akan melancarkan serangan ke Ukraina.

AP/Natacha Pisarenko
Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina, Ahad, 5 Juni 2022. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengabaikan peringatan saat Rusia hendak menyerang negara tersebut pada 24 Februari lalu.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengabaikan peringatan saat Rusia hendak menyerang negara tersebut pada 24 Februari lalu. Dia menyebut, saat itu memang banyak pihak yang ragu bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan melancarkan serangan skala penuh ke Ukraina.

Baca Juga


“Saya tahu banyak orang mengira saya mungkin melebih-lebihkan, tapi saya tahu, dan kami memiliki data untuk dipertahankan,” kata Biden saat mengomentari tentang rencana serangan Rusia ke Ukraina saat berbicara dalam acara penggalangan dana politik di Los Angeles, Jumat (10/6/2022), dilaporkan Bloomberg.

Atas kumpulan data yang dimilikinya, AS meyakini Rusia bakal melancarkan agresi ke Ukraina. “Tidak ada keraguan, dan Zelensky tidak ingin mendengarnya, begitu juga dengan banyak orang,” ucapnya.

Pada Februari lalu, kemungkinan Putin meluncurkan serangan skala penuh ke Ukraina memang tampak tidak masuk akal. “Saya mengerti mengapa mereka tidak ingin mendengarnya (peringatan tentang agresi),” ujar Biden.

Pekan ini Zelensky kembali mengutarakan kesiapannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Vladimir Putin. “Saya siap untuk negosiasi langsung dengan Presiden Putin jika kita siap membahas mengakhiri perang ini dengan serius,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang dirilis pada Selasa (7/6/2022).

Menurut dia, tak ada waktu untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia dan membahas hal yang tak terkait dengan cara mengakhiri konflik. Misalnya, soal kemungkinan Ukraina bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). “Jika kami tidak berada di NATO, tidak ada pangkalan negara asing di wilayah kami. Jika Anda ingin menerima kami ke dalam NATO, silakan undang kami, tapi kami tidak membahasnya saat ini,” ucapnya.

Pekan lalu Zelensky mengatakan, seperlima wilayah Ukraina sudah berada di bawah kendali Rusia. Wilayah Donbas yang terletak di timur negara tersebut sudah hampir seluruhnya hancur. “Hingga hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami dikuasai penjajah, hampir 125 ribu kilometer persegi, Ini jauh lebih besar daripada wilayah gabungan semua negara Benelux (Belanda, Luksemburg, dan Belgia),” kata Zelensky saat berbicara kepada anggota parlemen Luksemburg lewat sambungan video pada 2 Juni lalu, dikutip laman CNN.

Militer Rusia gagal merebut ibu kota Kiev. Namun mereka membuat kemajuan dengan merebut wilayah di selatan dan timur Ukraina. Rusia tampaknya hendak menguasai seluruh wilayah Donbas. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler