Kementan Tanam Jagung Perdana di Wilayah Khusus Kabupaten Karawang

Kementan menggelar tanam perdana komoditas jagung di Desa Tanjung Pakis Karawang

Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar tanam perdana komoditas jagung di Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar tanam perdana komoditas jagung di Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan rangkaian pengembangan wilayah khusus di Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2022.

Baca Juga


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan pemerintah mendorong masyarakat agar melakukan penanaman secara terpadu, baik pada saat pengambilan bibit maupun penjualan hasil panen. "Saya mau bilang pertanian itu hebat, Bapak. Kalau kita mau memperbaiki ekonomi keluarga, mau membangkitkan semangat rakyat jawabanya ya pertanian, Bapak," ujar SYL, Sabtu (11/6/2022).

SYL mengatakan dari 200 hektare yang direncanakan, penanaman jagung di wilayah khusus Karawang ini diharapkan bisa meluas jadi 1.000 hektare. Apalagi Karawang merupakan Kabupaten subur yang memiliki kecukupan air relatif banyak.

Terkait modal, kata SYL, masyarakat bisa mengakses permodalannya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian yang memiliki bunga rendah. Layanan ini bisa diakses petani dan masyarakat pada umumnya yang serius dalam mengembangkan usaha tani.

"Jagung itu menjanjikan, Bapak. Satu hektare itu hasilnya Rp 14 juta. Karena satu hektare jagung menghasilkan enam ton. Enam ton dikali Rp 5.000 itu Rp 60 juta. Berapa ongkosnya ini mulai dari bibit, pupuk, obat-obatan tidak lebih dari Rp 8 juta. Tapi jangan juga kira menunggu bantuan. Uang pemerintah sedikit. Uang pembiayaan pakai KUR saja," katanya.

Menurut SYL, pertanian selama ini adalah sektor yang memiliki banyak keuntungan. Pertanian termasuk menjadi sektor penyumbang utama dalam menumbuhkan ekonomi nasional yang sempat terperosok akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

"Selama Covid yang menyumbang republik ini sehingga inflasi tidak naik termasuk di dunia paling baik karena pertanian sebagai bantalannya, Pak. Pertanian yang naik 16,42. Ekspor pertanian naik 38 persen dan menyumbang di atas 2.000 triliun," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler