Sidebar

OKI dan Pakistan Bahas Peningkatan Islamofobia di India

Monday, 13 Jun 2022 19:45 WIB
Muslim India memegang plakat menuntut penangkapan Nupur Sharma, juru bicara partai nasionalis Hindu yang berkuasa, ketika mereka bereaksi terhadap referensi menghina Islam dan Nabi Muhammad yang dibuat olehnya selama protes di Ahmedabad, India, Rabu, 8 Juni 2022.

IHRAM.CO.ID,  ISLAMABAD – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha bersama  Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari, Ahad (12/6/2022) membahas tentang meningkatnya Islamofobia di India. Saat berbicara dengan Zardari, Taha mengaku prihatin atas kesengsaraan tak berujung yang dihadapi umat Muslim di India.

Baca Juga


“OKI sensitif terhadap tren Islamofobia yang berkembang dan kebutuhan untuk menganbil tindakan kolektif guna memeranginya,” ujar Taha, menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Pakistan, dikutip laman Yeni Safak.

Sementara itu Zardari menilai, penghinaan yang dilakukan dua juru bicara BJP terhadap Nabi Muhammad telah sangat melukai sentiment umat Islam di seluruh dunia. “Upaya klarifikasi BJP dan tindakan ‘disiplin’ yang terlambat serta asal-asalan terhadap individu yang bertanggung jawab tidak dapat meredakan rasa sakit serta penderitaan yang mereka sebabkan ke dunia Muslim,” ucapnya.

Zardari pun mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan kepolisian India saat umat Islam di sana menggelar aksi protes terhadap BJP setelah menunaikan salat Jumat pekan lalu. Dia kemudian menyerukan OKI untuk segera mencari tahu faktor-faktor yang memperparah Islamofobia di India.

Selain itu, Zardari turut mendesak OKI dan negara anggotanya untuk meningkatkan upaya guna melindungi kehidupan, martabat, properti, budaya, warisan, dan kebebasan beragama Muslim di India. Awal bulan ini, dua juru bicara BJP, yakni Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal, membuat pernyataan yang menghina Nabi Muhammad. Komentar mereka segera memicu gelombang kecaman, tak hanya di internal India, tapi juga dari negara-negara Muslim.

Pemerintah India mengatakan, pernyataan mereka tidak mencerminkan pandangan resmi mereka. New Delhi mengklaim, sudah ada “badan terkait” yang mengambil tindakan tegas terhadap kedua politisi BJP tersebut. 

Berita terkait

Berita Lainnya