Israel Blokir Penyediaan Air Minum di Masjid Ibrahimi Hebron

Langkah Israel adalah upaya untuk membatasi jumlah jamaah.

WAFA
Pasukan Israel berjaga di sekitar Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat, Palestina.
Rep: Mabruroh Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas pendudukan Israel kembali mencegah tersedianya air minum di Masjid Ibrahimi di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki. Hal ini diunggapkan oleh seorang pejabat Palestina, pada Ahad (12/6).

Seperti dilansir dari Middle East Monitor pada Senin (13/6), Direktur Masjid, Ghassan Al-Rajabi mengatakan, larangan ini telah berlangsung selama empat hari berturut-turut saat Israel telah memblokir penyediaan air minum bagi masyarakat muslim Palestina.

Al-Rajabi mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan otoritas pendudukan Israel adalah upaya untuk membatasi jumlah jamaah dan menekan warga Palestina yang tinggal di dalam masjid untuk pergi. Sedangkan Pemukim Yahudi ilegal, kerap dilindungi oleh pasukan keamanan pendudukan setiap kali mereka memilih untuk menyerbu ke situs suci.

Dia menambahkan bahwa Israel berusaha, melalui langkah-langkah seperti itu, untuk memaksakan kontrol penuhnya atas masjid, tetapi menekankan bahwa Palestina akan terus melawan dan mempertahankan tanah dan kesucian agama mereka untuk merusak program Yudaisasi sistematis negara pendudukan itu.

Pada 1994, seorang pemukim Yahudi dari Amerika menggunakan senapan tentara Israel untuk membunuh 29 jemaah Muslim dan melukai lebih dari 100 lainnya saat mereka sedang melaksanakan salat Subuh di Masjid Ibrahimi. Mereka yang selamat mengalahkan Baruch Goldstein dan membunuhnya. Makamnya menjadi tempat pemujaan bagi para pemukim Yahudi di dalam dan sekitar Hebron yang diduduki.

Sementara itu, di Yerusalem yang diduduki, pemukim Yahudi ilegal melanjutkan serangan mereka di Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan penuh pasukan pendudukan Israel. Saksi mata mengatakan bahwa setidaknya 120 pemukim Yahudi menyerbu ke masjid pada hari Minggu dan melakukan ritual Talmud di tempat suci.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler