4 Keutamaan Meninggal Husnul Khatimah Menurut Ustadz Adi Hidayat

Khusnul khatimah merupakan kematian yang diharapkan setiap Muslim

Republika/Thoudy Badai
Ilutrasi kematian husnul khatimah. Khusnul khatimah merupakan kematian yang diharapkan setiap Muslim
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kematian pasti datang kepada setiap manusia. Hanya saja yang membedakan adalah kondisi seseorang ketika kematian datang padanya. Ada orang yang meninggal dalam kondisi yang baik (husnul khatimah) misalnya membaca tahlil, sedang bersujud atau melakukan ibadah. 

Baca Juga


Namun ada juga yang meninggal dalam kondisi yang buruk (su'ul khatimah) semisal meninggal sedang melakukan maksiat pada Allah SWT.  

Pimpinan Quantum Akhyar Institut, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang beberapa kemuliaan yang akan diperoleh orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah sebagaimana terdapat dalam Alquran Al Karim surat Al Fajr dari ayat 27-30. 

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ

Pertama, menurut UAH orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah  mendapat kemuliaan dari segi panggilan dengan panggilan an nafsul muthmainnah. Orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah  jiwanya tenang (an nafsul muthmainnah).  

UAH menjelaskan dalam surat Al Fajr ayat 27, Allah SWT memanggil orang yang meninggal dalam kondisi ini dengan lafaz يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ya ayyatuhan nafsul muthmainnah (wahai jiwa yang tenang). 

Bahkan saking tenangnya jiwa orang tersebut, dalam sejumlah riwayat digambarkan tentang suasana kebahagiaan yang sangat tinggi, nyaman, tidak terasa ketika ruh keluar dari jasad, hingga hadir senyuman di wajah orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah . 

"Cara pulangnya begitu indah, ada yang senyum mengajar meninggal, senyum membaca Quran meninggal. Orang-orang yang mendapatkan status nafsul muthmainnah cara wafatnya itu luar biasa. Dan peluang mendapatkan itu dibuka oleh Allah  SWT bagi setiap hamba yang memang menginginkan status itu," kata UAH dalam program Kajian Spesial di Masjid Istiqomah Bandung beberapa waktu lalu yang juga ditayangkan melalui kanal Adi Hidayat Official. 

Kedua, kemuliaan orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah adalah akan kembali kepada Allah SWT dengan hati yang puas dan diridhai Allah. UAH menjelaskan ketika seorang hamba telah mendapatkan nafsul muthmainnah maka semua yang dikerjakan hamba tersebut diridhai Allah SWT dan hamba tersebut juga ridho terhadap ketentuan Allah SWT.  

Ketiga, kemuliaan orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah  adalah akan mendapat pengakuan sebagai hamba Allah SWT. Mereka dipanggil dengan sebagaimana pada surat Al Fajr ayat 29, فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ fadkhuli fi 'ibadi (maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku).  

UAH menerangkan kata 'ibad dibagi dua dalam Alquran. Pertama disebut 'ibad adalah hamba Allah SWT yang saleh dalam kehidupannya, biasanya disebut ibadurrahman (hamba-hamba Allah Yang Mahapenyayang). Mereka terlihat dengan amalannya seperti rajin shalat, dzikir, fokus pada kebaikan dan amal sosialnya tinggi. Kedua, disebut 'ibad adalah hamba Allah SWT yang berusaha untuk memperbaiki kesalahannya untuk berubah menjadi saleh. 

"Jadi ternyata ketika ada pelaku maksiat tergerak untuk bertobat, prosesnya itu dinilai tinggi oleh Allah SWT. Allah SWT itu sangat mencintai pelaku maksiat yang mau bertaubat dibandingkan orang saleh yang tidak pernah merasa salah. Jadi kesempatan nafsul muthmainnah, husnul khatimah  bukan hanya didapatkan oleh orang-orang yang terbiasa saleh. Mungkin ada orang yang sedang taubat meninggal, dapat nafsul muthmainnah, bisa jadi," katanya.  

Keempat, kemuliaan orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah  adalah Allah SWT mempersilakannya masuk ke dalam surga. Sebagaimana pada surat Al Fajr ayat 30 وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ wadkhuli jannati (dan masuklah ke dalam surgaKu). Namun demikian surga yang mana yang akan ditempati oleh orang-orang yang husnul khatimah , jiwanya tenang dan diridhai Allah SWT? Dan bagaimana mencapainya? 

UAH menjelaskan kemuliaan yang diperoleh orang-orang yang meninggal husnul khatimah  ditentukan amal kesehariannya semasa hidup di dunia. Sebagaimana disebutkan Alquran surat An Nahl: 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl ayat 97).

Maka dari itu menurut UAH siapa saja yang mendapatkan kualitas kehidupan yang baik maka itu yang akan mengantarkannya pada nafsul muthmainnah.     

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler