Teheran Curiga Israel Racuni Dua Ilmuwan Iran Hingga Tewas
Keduanya masih muda dan sehat sebelum dilaporkan meninggal.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Dua ilmuwan Iran baru-baru ini meninggal dunia dalam insiden terpisah, pada 31 Mei dan 2 Juni. Teheran mencurigai ada keterlibatan Israel dalam kematian dua ilmuwan itu.
Dua ilmuwan itu adalah Ayoub Entezari (35) seorang insinyur penerbangan yang bekerja untuk pusat penelitian militer, dan Kamran Aghamolaei (31) seorang ahli geologi. Teheran menduga Israel telah meracuni keduanya.
Seperti dilansir dari Alaraby, Selasa (14/6), Keduanya masih muda dan sehat sebelum kematian mereka. Informasi itu mengutip sumber, pada hari-hari sebelum kematian mereka.
Beberapa outlet berita Israel dan Iran, termasuk The Times of Israel, mengeklaim bahwa Aghamolaei mungkin telah bekerja di fasilitas nuklir Natanz Iran.
Program nuklir Iran adalah sumber perselisihan besar antara Republik Islam dan Israel dan sekutu baratnya, dan Tel Aviv telah berulang kali dituduh membunuh ilmuwan Iran dan anggota senior Pengawal Revolusinya.
Outlet oposisi yang berbasis di Inggris Iran International mengeklaim, kedua pria itu 'mengembangkan senjata untuk Hizbullah Lebanon' sebuah kelompok militan Syiah yang kuat dan partai politik yang mengabdikan diri untuk mengalahkan Israel.
Jika kecurigaan Teheran benar, pembunuhan itu akan cocok dengan latar belakang perang rahasia yang lebih luas antara Israel dan Iran.
Ada serentetan pembunuhan di Iran yang terkait dengan Israel selama beberapa minggu terakhir, termasuk seorang anggota senior Pengawal Revolusi, Hassan Sayad Khodayari yang terbunuh dalam penembakan di Teheran.
Pembunuhan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan negara-negara barat, yang berusaha menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.