Embarkasi Surabaya Berangkatkan 8.063 Jamaah Haji
IHRAM.CO.ID,SURABAYA -- Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Husnul Maram menyatakan, dalam dua pekan pihaknya telah memberangkatkan 8.063 jamaah haji menuju Madinah, yang terbagi dalam 18 kelompok terbang (Kloter). Maram menyatakan, saat ini masih terdapat empat jamaah haji. Tiga di antaranya tertunda lantaran masih dirawat secara intensif di RS Haji Surabaya.
Rinciannya satu jamaah haji dari Kloter 16 asal Kabupaten Pasuruan, satu orang dari Kloter 17 asal Kabupaten Pasuruan, serta satu orang dari Kloter 18 asal Lumajang. "Ada juga satu orang lagi jamaah dari Lumajang, status sebagai keluarga yang ikut mendampingi di rumah sakit," ujar Maram di Surabaya, Kamis (16/6/2022).
Maram mengingatkkan calon jamaah haji untuk selalu menjaga kesehatan selama di tanah suci. Ia menuturkan saat ini suhu cuaca di tanah suci sangatlah tinggi, berkisar pada 50 drajat selsius. Ia pun mengingatkan jamaah untuk selalu menggunakan alas kaki saat bepergian ke luar kamar.
"Suhu di sana saat ini 50 derajat selsius. Jika keluar dari kamar, jangan lupa untuk memakai alas kaki, baik sandal ataupun sepatu," ujarnya.
Maram juga mengingatkan jamaah untuk selalu mengenakan gelang identitas dan tidak melepasnya. Maram menjelaskan, gelang identitas itu memuat sejumlah informasi penting terkait jamaah. Dimana ada enam kolom dalam gelang tersebut. Kolom pertama, berisi keterangan asal embarkasi dan tahun keberangkatan.
"Misal, SUB 1443H, artinya jamaah asal Embarkasi Surabaya yang berangkat pada tahun 1443 Hijriyah," kata Maram.
Kemudian, lanjut Maram, kolom kedua berisi nomor kloter. Kolom ketiga memuat keterangan bomor paspor jemaah. Kolom keempat, tulisan jamaah haji Indonesia dalam Bahasa Arab. Kolom kelima berisi nama jamaah atau petugas sesuai nama di buku paspor. Adapun kolom terakhir berisi gambar Bendera Indonesia sekaligus sebagai penanda jamaah atau petugas asal Indonesia.
“Gelang tersebut terbukti sangat memudahkan berbagai pihak untuk mengidentifikasi jamaah ketika terpisah, lupa arah jalan ke pemondokan, dan lain-lain,” kata Maram.