Ini yang Terjadi Menit Demi Menit Usai Meneguk Minuman Soda Rendah Kalori

Betulkah minuman bersoda buruk untuk kesehatan?

PxHere
Minuman soda (ilustrasi). Minuman bersoda juga ada yang memakai pemanis rendah kalori sebagai pengganti sukrosa, glukosa, dan fruktosa.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi kebanyakan orang, soda termasuk minuman menyegarkan. Apalagi, ada minuman bersoda yang rendah kalori. Namun, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika Anda meminumnya?

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa meneguk minuman dengan pemanis buatan seperti ini dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Atherosclerosis Reports memperingatkan bahwa minuman tersebut mungkin berkontribusi terhadap diabetes tipe 2. Akan tetapi, dampaknya tidak akan sama bagi orang yang hanya mengonsumsi sekaleng  minuman bersoda sesekali.

Minuman bersoda juga ada yang memakai pemanis rendah kalori sebagai pengganti sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Minumannya memiliki rasa manis yang intens tanpa kalori.

Minuman dengan pemanis buatan (ASB) juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dan penyakit kardiovaskular, strok, dan demensia di antara orang tua. Meski begitu, penyebabnya masih belum jelas.

Baca Juga



Satu studi oleh para ahli di Zhengzhou University di China menemukan bahwa orang yang mengonsumsi minuman manis memiliki lima persen peningkatan risiko kematian karena sebab apa pun. Dengan mempelajari studi tersebut, inilah yang dikatakan para ahli dapat terjadi pada tubuh, menit demi menit setelah mengonsumsi minuman bersoda.

10 menit
The Renegade Pharmacist menyatakan setelah 10 menit meneguk minuman rendah kalori, indra pengecap Anda tumpul dan email pada gigi mendapat serangan. Asam menyerang gigi.

Para ahli mengatakan bahwa ini membantu mengikis email di permukaan gigi. Selain itu, pemanis buatan dalam minuman, seperti aspartam, memperdaya tubuh untuk berpikir bahwa ia baru saja mengonsumsi gula dan perlu memprosesnya.

Namun, seorang ahli telah mengecam klaim ini dan mengatakan asumsi bahwa minuman diet itu buruk lahir dari kemampuan bawaan industri nutrisi untuk mengabaikan sains dan penyebaran kekacauan pseudosains.

Sementara itu, Graeme Tomlinson yang terkenal sebagai chef kebugaran mengatakan bahwa minuman tanpa kalori tidak baik sekaligus tidak pula buruk. Mengapa begitu?

"Baik-burunya bergantung pada kontribusi moderatnya pada diet terkontrol padat nutrisi dan energi," kata Tomlinson, dilansir The Sun, Kamis (16/6/2022).

20 menit

The Renegade Pharmacist juga mengklaim bahwa dalam waktu 20 menit setelah mengonsumsi minuman soda rendah kalori, maka tubuh Anda mengaktifkan mode penyimpanan lemak. Dasar ilmiahnya ialah studi dari The Nurses' Health Study yang menyatakan bahwa orang yang meminumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2.

Namun, Tomlinson mengatakan bahwa minuman soda rendah kalori tidak mengandung gula karena itu tidak ada respons insulin. Dia juga mengatakan minuman ini memiliki jumlah kalori yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah smoothie.

40 menit
Banyak orang sebelumnya telah melaporkan mereka menjadi kecanduan minuman soda rendah kalori. Renegade memperingatkan bahwa bahan-bahan dalam minuman bekerja dengan cara yang sama seperti kokain.

Mereka mengklaim bahwa eksitotoksin yang dilepaskan dapat menguras otak dan merangsangnya secara berlebihan ketika minuman tersebut dikonsumsi secara teratur. Namun, Tomlinson mengklaim bahwa minuman itu bisa menjadi bantuan penurunan lemak yang berguna.

60 menit
Setelah satu jam, para ahli mengatakan minuman seperti soda rendah kalori dapat membuat Anda merasa lebih lapar dan haus daripada sebelumnya. Mereka mengklaim minuman ini benar-benar membuat Anda dehidrasi dan dapat membuat merasa mudah tersinggung.

Para ahli juga mengklaim bahwa minuman ini membuat Anda semakin menginginkan makanan manis. Sebuah studi terdahulu yang dilakukan pada tikus menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan kanker darah.

"Tetapi hubungan tersebut bukanlah penyebab dan tikus bukanlah manusia," kata Tomlinson.

Lebih lanjut, Tomlinson mengatakan, meta analisis pada 2013 telah menghilangkan efek karsinogenik minuman tersebut pada hewan pengerat. Pada 2015, tinjauan sistematis oleh (Mishra et al) menyimpulkan tidak ada hubungan antara kanker dan minuman yang sama di antara 599.741 orang.

Tomlinson juga mengatakan bahwa klaim minuman diet merusak kesehatan usus dan menyebabkan penyakit dapat dilawan. Faktanya ialah hanya konsumsi ekstrem sekitar 20 kaleng sehari dari waktu ke waktu yang akan berdampak pada kesehatan usus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler