Jasa Sarana Gandeng PT VKTR Repowering Bus Bensin Jadi Listrik

Melalui elektrifikasi transportasi BRT di Bandung Raya ini, turunkan emisi karbon.

Istimewa
Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W Setijono dan Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq berbincang-bincang di dalam bus listrik.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, PT Jasa Sarana menggandeng PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika. 


Kerja sama tersebut dilakukan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W Setijono dan Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq, akhir pekan ini.

Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W Setijono, mengatakan, penandatanganan MoU ini dilakukan untuk mendukung rencana kerja sama VKTR dan PT Jasa Sarana dalam melaksanakan program elektrifikasi bus sebagai sarana transportasi publik. 

Bus listrik ini, kata Gilarsi, rencananya akan beroperasi di wilayah Bandung Raya. Yakni, mencakup Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan sebagian Kabupaten Sumedang.

“Kerja sama ini nantinya termasuk penyelenggaraan studi kelayakan, pengumpulan data, pengadaan sarana bus listrik, dan infrastruktur kelistrikan yang terkait dengan elektrifikasi bus, dan potensi lainnya yang dapat disinergikan dan dikerjasamakan,” papar Gilarsi.

Menurut Gilarsi, populasi lalu lintas di Bandung Raya telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.  Sehingga mengakibatkan berbagai masalah, antara lain kemacetan dan emisi karbon yang tinggi. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui PT Jasa Sarana, berinisiatif untuk mengembangkan bus rapit transit (BRT) di wilayah Bandung Raya.

“Alhamdulillah, VKTR berada di garda depan untuk mendukung dan menjadi bagian dari langkah besar Pemprov Jawa Barat dalam proyek pengembangan BRT, khususnya untuk elektrifikasi transportasi umum di Bandung Raya,” papar Gilarsi.

Saat ini, kata dia, banyak potensi elektrifikasi transportasi yang bisa digarap di Bandung Raya. Berdasarkan data, saat ini moda transportasi paling banyak di Bandung Raya adalah angkot, yang jumlahnya mencapai 95 persen dari keseluruhan moda transportasi umum. 

“Ini merupakan peluang dan potensi yang sangat besar bagi kedua belah pihak untuk ke depannya bekerjasama melakukan ‘repowering’ atau mengubah angkot yang bermesin bensin ini menjadi angkot listrik. Dengan begitu, armada lama tidak terbuang sekaligus cita-cita pengurangan emisi karbon juga tercapai,” katanya.

Sementara menurut Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq, tahun lalu sejak ditunjuk oleh Gubernur Jawa Barat untuk melaksanakan proyek BRT ini, pihaknya terus menerus melakukan studi dan peluang kerja sama dengan berbagai pihak. Studi banding dan eksplorasi kerja sama telah dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk mewujudkan BRT Bandung Raya ini.

“Dengan adanya elektrifikasi transportasi BRT di wilayah Bandung Raya ini, kami berharap emisi karbon menurun signifikan, dan menciptakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat, untuk kemudian beralih dari transportasi kendaraan pribadi ke moda transportasi umum,” katanya.

Tentunya, kata dia, kerja sama ini merupakan peluang kolaborasi yang sarat potensi positif, untuk menunjang ketercapaian sasaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota. 

"Sehingga cita-cita pelestarian lingkungan dapat terjaga optimal," kata Hanif Mantiq. 

Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W Setijono dan Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq berbincang-bincang di dalam bus listrik

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler