Kementan: Keberhasilan Vaksinasi PMK Butuh Partisipasi Aktif Peternak
Peternak diimbau segera memberikan informasi ternak yang pernah tertular.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak peternak berpartisipasi aktif dalam mendukung pelaksanaan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) darurat untuk mencegah penyebaran PMK di Indonesia.
“Untuk mencapai keberhasilan vaksinasi, diperlukan keterlibatan dan dukungan semua pihak, terutama seluruh peternak di Indonesia,“ ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri, saat memberikan keterangan pers update perkembangan penanganan PMK di Indonesia secara virtual, pada Senin (20/6/2022)
Menurut Kuntoro, keberhasilan capaian vaksinasi membutuhkan keterlibatan petugas vaksinator dan partisipasi aktif dari peternak dengan mempersiapkan data dan informasi ternak yang akan divaksin. Setiap ternak sehat akan dilakukan penandaan vaksinasi yang nantinya akan terdata dalam Sistem Informasi Kesehatan Hewan (Isikhnas).
“Untuk itu peternak diimbau segera memberikan informasi ternak-ternak yang sehat dan apakah peternakannya sudah pernah tertular atau belum. Hal ini penting untuk memastikan hanya ternak yang sehat yang akan divaksin, agar kekebalan melalui vaksinasi terbentuk sempurna,“ ujar Kuntoro.
Pelaksanaan vaksinasi merupakan tindakan permanen dalam mengendalikan PMK untuk memberikan kekebalan hewan ternak terhadap virus PMK. Untuk itu pemerintah mengejar target vaksinasi dilaksanakan secara cepat dan massal agar mencapai kekebalan kelompok pada minimal 80 persen populasi hewan renta.
“Sampai dengan saat ini pukul 14.20 wib, vaksinasi PMK di Jawa Timur dan Jawa Tengah dilaporkan mencapai 1.519 ekor ternak yang telah divaksin dan data ini akan terus bertambah,“ ungkap Kuntoro.
Sementara itu, Kuntoro menyebutkan bahwa vaksinasi massal di Jawa Barat juga telah dimulai hari ini di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, dan secara paralel akan diikuti di Provinsi-Provinsi dan Kabupaten-Kabupaten lainnya.
Kementan bersama pemerintah daerah telah menyiapkan prosedur yang harus dijalankan dalam pelaksanaan vaksinasi, seperti memastikan penggunaan vaksin PMK darurat sesuai target, memantau kasus dan lokasi ternak untuk memastikan vaksinasi tepat sasaran dan sesuai target, memastikan vaksin dalam kondisi baik atau tidak rusak, memastikan petugas vaksinator terlatih, dan melakukan sosialisasi kepada para peternak tentang syarat dan pentingnya vaksinasi PMK.
Untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi PMK Kementan juga telah melaksanakan program Training of Trainers (TOT) dan Bimbingan Teknis (Bimtek). Saat ini telah siap 18.407 petugas vaksinator di 19 Provinsi tertular PMK. “Program vaksinasi ini juga melibatkan petugas puskeswan, dokter hewan, paramedik veteriner, inseminator, dokter hewan penyuluh dan mahasiswa kedokteran hewan dari perguruan tinggi di wilayah pelaksanaan vaksinasi,“ ungkap Kuntoro.
Setiap tim vaksinator beranggotakan 3-5 orang petugas yang terdiri dari dokter hewan sebagai ketua tim, dan paramedik sebagai pelaksana vaksinasi dan pencatat data (data encoder).
Selain vaksinasi, Kuntoro berharap peternak terus mencegah penyebaran PMK dengan menjaga ternak mereka. “Kami juga meminta para peternak untuk terus menjaga dan memelihara ternak yang sudah divaksin dengan baik, meningkatkan biosekuriti kandang, mengurangi intensitas kunjungan dari kandang ke kandang agar ternak-ternak kita terus terjaga kesehatannya,“ tutup Kuntoro.