Microsoft Hentikan Teknologi Pengenal Wajah yang Kontroversial
Microsoft membatasi platform pengenalan wajahnya sendiri.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Microsoft mengumumkan akan menghentikan pengembangan dan distribusi perangkat lunak pembaca emosi yang kontroversial. Langkah tersebut diambil guna perusahaan bergerak menuju privasi dan keamanan.
Perusahaan juga mengatakan akan sangat membatasi platform pengenalan wajahnya sendiri. Pergeseran Microsoft dari perangkat lunak pengenalan emosi merupakan tanda dari prioritas privasi yang berkembang pesat. Perusahaan mengakui hanya ada sedikit bukti ilmiah di balik teknologi tersebut.
“Para ahli di dalam dan di luar perusahaan telah menyoroti kurangnya konsensus ilmiah tentang definisi emosi dan kekhawatiran privasi meningkat terhadap teknologi ini,” kata Chief AI Officer Microsoft Natasha Crampton dalam postingan blog.
Perangkat lunak pengenalan emosi wajah menggunakan kecerdasan buatan (AI) bertujuan menentukan keadaan emosional subjek. Ini membandingkan ekspresi wajah subjek, ukuran pupil, bentuk mulut, dan isyarat visual lainnya ke database ribuan foto orang dengan emosi yang diketahui berbeda. Kemudian AI memberikan emosi pada subjek.
Selama beberapa tahun Microsofy dan perusahaan teknologi lainnya telah mengerjakan teknologi ini bersama dengan perangkat lunak pengenalan wajah. Perusahaan membuat perubahan mendadak dengan sebutan Standar AI Bertanggung Jawab Microsoft.
Seiring dengan berakhirnya teknologi pengenalan emosi, Microsoft akan bergabung dengan Google dan lainnya dalam membatasi akses ke perangkat lunak pengenalan wajah. Microsoft akan menetapkan pedoman transparansi dan pagar pembatas untuk memastikan pelanggan yang menggunakan pengenalan wajah melakukannya secara etis.
Dilansir Digital Trends, Kamis (23/6/2022), Google berhenti menjual produk pengenalan wajah pada tahun 2018 dengan alasan perlunya kebijakan yang lebih aman seputar teknologi.
Sementara itu, IBM berhenti memasok lembaga pemerintah dan polisi dengan teknologi pengenalan wajah pada tahun 2020 setelah pembunuhan George Floyd di Minneapolis. Meta menutup program pengenalan wajah pada tahun 2021 dan berhenti mengidentifikasi orang dalam foto yang diunggah ke Facebook.
Azure Face, sistem kecerdasan buatan yang dibuat Microsoft untuk menyediakan kemampuan pengenalan wajah, digunakan terutama oleh bisnis swasta dalam perawatan kesehatan dan penelitian dengan beberapa lembaga pemerintah lokal menggunakannya untuk melacak orang di depan umum. Meskipun Microsoft tidak mempublikasikan detail pasti tentang pelanggan mereka, data menunjukkan setidaknya 356 pelanggan Azure Face saat ini.