Sidebar

DD Siap Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Afghanistan

Thursday, 23 Jun 2022 16:07 WIB
Orang-orang berjalan di jalan dengan rumah-rumah yang rusak setelah gempa bumi, di desa Gayan, provinsi Paktia, Afghanistan, 22 Juni 2022. Lebih dari 1.000 orang tewas dan lebih dari 1.500 lainnya terluka setelah gempa berkekuatan 5,9 melanda Afghanistan timur sebelum fajar pada 22 Juni, Kantor Berita Bakhtar yang dikelola pemerintah Afghanistan melaporkan. Menurut pihak berwenang, jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga amil zakat Dompet Dhuafa menyatakan siap memberikan bantuan dalam merespon bencana alam gempa bumi yang melanda Afghanistan. Sebagai lembaga yang juga bergerak dalam misi kemanusiaan, Dompet Dhuafa menyampaikan duka mendalam atas musibah tersebut.

Baca Juga


"Mewakili Manajemen Dompet Dhuafa, saya menghaturkan duka mendalam atas musibah gempa bumi yang menewaskan ribuan jiwa. Kami mulai persiapkan rencana-rencana standar respon kebencanaan yang biasa kami jalankan. Sehingga saat pemerintah membuka peluang kolaborasi, tim respon Dompet Dhuafa sudah siap," kata Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis DD, Bambang Suherman, dalam pesan yang diterima Republika, Kamis (23/6/2022).

Sambil memantau kabar terbaru dan informasi atas bencana tersebut, Dompet Dhuafa disebut mulai menyiapkan upaya respon kebencanaan. Sehingga, saat pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri  membuka kolaborasi respon kemanusiaan untuk gempa bumi Afghanistan, Dompet Dhuafa sudah siap.

Gempa bumi dahsyat diketahui mengguncang Provinsi Paktika dan Provinsi Khost di Afghanistan. Dalam berita yang beredar, 1.000 jiwa dikabarkan meninggal dunia dan 1.500 jiwa lainnya mengalami luka-luka.

Gempa bumi ini terjadi Selasa (21/6), tak lama setelah pukul 01:30 waktu setempat, saat orang-orang di Afghanistan tertidur lelap. Dari pemberitaan yang ada, ratusan rumah hancur akibat gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter yang terjadi di kedalaman 51 km (32 mil).

Kondisi tersebut menjadikan bencana gempa ini yang paling mematikan yang menyerang Afghanistan dalam dua dekade terakhir. Gempa bumi melanda sekitar 44 km dari kota Khost dan getarannya terasa hingga ke Pakistan dan India.

Dalam peristiwa tersebut, menurut berbagai sumber, belum ada relawan maupun bantuan dari luar yang datang. Bahkan, menurut penuturan warga setempat, rumah sakit yang ada tidak memiliki kapasitas untuk menangani kasus kebencanaan seperti ini.

"Menurut kabar terakhir, belum ada bantuan yang masuk dan anak-anak menjadi korban terbesar. Dengan jumlah korban sebanyak itu, perlu segera ada keputusan respon dari pemerintah untuk mempercepat penanganan darurat dan pengguliran bantuan kebutuhan dasar masyarakat terdampak," lanjut Bambang.

Terakhir, ia menyampaikan harapannya agar bantuan kemanusiaan dari komunitas kemanusiaan global, terutama Indonesia, dapat dikirimkan dengan cepat, tepat dan aman kepada masyarakat di daerah terdampak. 

Berita terkait

Berita Lainnya