Rumah Zakat Fasilitasi Remaja Belajar Fotografi

Dengan bisa membuat foto dan video yang bagus, bisa melakukan banyak hal

Rumah Zakat
Rumah Zakat beri pelatihan fotografi.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Saat ini gadget menjadi satu hal yang hampir tidak dapat dipisahkan dari anak-anak usia sekolah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19 yang menjadikan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara daring. 


Pembelajaran daring membuat anak-anak usia sekolah banyak berinteraksi dengan alat komunikasi salah satunya hp. 

Smartphone memang dapat memberikan banyak kemudahan. Bagi anak-anak usia sekolah mereka akan dengan mudah mendapatkan informasi dan materi hingga tutorial untuk belajar banyak hal. Namun demikian di sisi lain banyak hal yang dapat melenakan mereka. Diantaranya bermain media sosial dan game online. 

Hampir di semua tempat saat ini kita akan menjumpai kerumunan anak-anak usia sekolah yang memegang hp. Bila sudah memegang hp sambil bermain game online, mereka akan betah hingga ber jam-jam. Demikian juga dengan bermain media sosial.  Seringkali membuat pekerjaan tertinda, karena saking asiknya menyapa teman-teman dunia mayanya. 

Melihat kondisi ini Rumah Zakat melalui Yuniah, Relawannya di Desa Berdaya Salamkanci Bandongan Magelang, memfasilitasi pembukaan kelas fotografi dan videografi. Pertemuan pertama diawali dengan belajar fotografi bersama Emang Mustofa. Hadir pada kelas perdana ini 11 remaja dari Dusun Salam 1, Salam 2, Kanci 1, dan Bolong. 

"Saat ini kita berhadapan dengan era globalisasi dan digitalisasi. Persaingan tidak mengenal batas negara lagi. Dalam kondisi seperti ini apa yang harus kita lakukan agar kita dapat merasakan kebaikan di dalamnya? Oleh karena itu kita akan belajar fotografi dan videografi. Kalau kita bisa membuat foto dan video yang bagus, maka kita bisa melakukan banyak hal," ujar Yuniah kepada adik-adik remaja yang hadir. 

Selanjutnya Emang Mustofa mengajarkan bagaimana bisa menghasilkan foto atau gambar yang bagus. 

"Gambar yang bagus itu ganbar yang bercerita.  Bercerita tanpa harus diceritakan. Yang paling bagus kalau ada ekspresi. Terkadang butuh waktu lama bagi kita untuk mendapatkan ekspresinya," jelas Emang. Pada pertemuan perdana ini Emang mengajarkan bagaimana menempatkan objek utama yang baik, memperhatikan komposisi gambar dan membuat frame. 

Disela-sela penjelasan materi para remaja diminta praktik mengambil gambar. Mereka diberikan waktu untuk mencari obyeknya lalu dikomentari langsung. Pandu, salah satu peserta dari Dusun Kanci, dengan semangat memperhatikan komentar Emang Mustofa terhadap gambarnya. 

Selesai review tugas pertama, anak-anak diberikan tugas kedua. Lalu di _review kembali. Mereka mengikuti kegiatan hari ini dengan antusias.

 "Seneng Bu Yuni," kata Salsa. " Makin penasaran, pengin belajar lagi" lanjutnya. 

Pertemuan kedua akan dilaksanakan sepekan lagi. Semoga kegiatan ini akan memberikan manfaat bagi para remaja. Mendorong mereka untuk memiliki karya yang bermanfaat untuk dirinya dan masyarakat pada umumnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler