BMH Canangkan Sumur Bor dan Hewan Qurban di Kampung Muslim Tanah Merah, Bintan

BMH akan bangun 10 sumur bor di Kampung Tanah Merah.

Dok BMH
BMH akan membangun 10 sumur bor di kampung Muslim Tanah Merah, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Red: Irwan Kelana

REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Puluhan warga kampung Muslim Tanah Merah, Kabupaten Bintan menyambut penuh bahagia kehadiran tim BMH Kepri. Bertempat di balai desa,  BMH mencanangkan program sumur bor dan penyaluran hewan qurban untuk masyarakat tersebut, Rabu  (29/6/2022).


"Insya Allah BMH akan membangun 10 sumur bor di kampung ini. BMH juga akan menyalurkan hewan qurban berupa sapi dan kambing agar warga dapat juga mencicipi daging saat Hari Raya Idul Adha nanti," terang Kepala BMH Perwakilan Kepulauan Riau, Abdul Aziz seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (30/6/2022).

Warga sangat senang dan berulang kali tepuk tangan kala  mendengar informasi bahwa BMH akan menghadirkan program sumur bor dan penyaluran hewan qurban. Hal itu karena sudah puluhan tahun warga merindukan air bersih. Selama ini mereka hanya mengandalkan air hujan dan sumur resapan dengan debit air terbatas.

"Masyarakat di sini sangat membutuhkan air bersih, kadang malam jadi siang, siang jadi malam dan mereka rela antre  demi mendapatkan air bersih, untuk kebutuhan beribadah pengurus mushollah terpaksa membeli air," tutur Idris (40) tokoh masyarakat setempat.

Baca juga : Begini Cara Aman Umat Islam Berqurban Saat Wabah PMK Merebak

Kampung Tanah Merah dihuni sekitar 150 KK atau sekitar 400 jiwa. Mayoritas warganya berprofesi sebagai nelayan kecil dan petani.  Keterbatasan ekonomi membuat mereka tak mampu membangun sumur bor. Begitu pula berkurban pada momen Hari Raya Idul Adha. "Belum pernah sekalipun ada penyembelihan hewan qurban di mushalla kampung," imbuh Idris.

Masyarakat sangat menantikan hadirnya sumur bor untuk kebaikan kehidupan mereka. "Mudah-mudahan air bersih segera ada karena kami hanya menadah air hujan.  Kalau musim utara air di sumur terasa asin,  tapi terpaksalah kami ambil, karena tak ada air lagi.  Kami tak dapat membeli karena pekerjaan kami hanya kuli ketam (kepiting-red)," tutur Ibu Tina penuh haru.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler