Kemenkop Dukung Koperasi Bangun Pabrik Olahan Sawit
Kemenkop UKM berharap stok minyak goreng terjaga lewat pabrik olahan sawit
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendukung berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil), minyak goreng, hingga minyak makan merah, oleh koperasi petani sawit di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Terlebih setelah mendengarkan langsung curahan hati para petani sawit.
”Saya harapkan jika pabrik ini terbangun maka kita akan lebih mampu menjaga suplai minyak goreng di masyarakat,” kata Teten saat berdiskusi dengan para pengurus KUD Tiku V Jorong serta para petani sawit di Kabupaten Agam, Padang, Sumbar, seperti dilansir siaran pers, Jumat (1/7).
Salah satu petani sawit yang juga anggota KUD Tiku V Jorong mengeluhkan, harga minyak kelapa sawit yang turun drastis setelah dibukanya kembali keran ekspor. Hal tersebut menyebabkan, pendapatan para petani kelapa sawit menurun.
“Pak Menteri, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit masih anjlok. Kami mohon dukungannya supaya pabrik segera dibangun, sehingga kelapa sawitnya bisa kita olah menjadi minyak goreng. Kami ingin ada aktivitas lanjutan dari turunnya harga TBS yang menekan pendapatan. Kami juga minta agar ada bantuan pembiayaan ke petani lewat koperasi,” kata petani sawit.
Menjawab itu, Teten mengatakan, pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit oleh koperasi ini sangat penting. Termasuk bagi Koperasi Unit Desa (KUD) Tiku V Jorong.
“Supaya petani tak lagi bergantung kepada pabrikan industri besar, dan petani mampu memproduksi sendiri," katanya. Ia mengatakan, jika salah satunya, KUD Tiku V Jorong mampu membangun pabrik pengolahan kelapa sawit, suplai minyak makan di kalangan masyarakat akan terjaga. Mengingat kemarin sempat terjadi kelangkaan hingga melambungnya harga minyak.
Ia mengungkapkan, saat ini Kemenkop sedang menginisiasi pilot project program Hilirisasi Produk Sawit Rakyat melalui inovasi minyak makan merah. Hal itu sebagai functional product (food dan non-food) melalui koperasi. Salam program tersebut digunakan teknologi produksi sederhana dalam mengolah CPO, hingga dapat menghasilkan produk akhir berupa minyak makan merah yang lebih sehat dari minyak goreng komersil karena mempertahankan fitonutrien-nya (Vit A, Vit E dan Squalene).
"Bahkan dapat mengatasi gizi buruk atau stunting pada anak,. Produk sampingannya juga dapat dikembangkan menjadi bahan baku kosmetik dan sabun," kata dia.
Maka, Menkop mengatakan, strategi yang dilakukan yaitu pendampingan kelembagaan koperasi. "Selain itu perluasan akses pembiayaan untuk koperasi melalui LPDB-KUMKM sebagai modal kerja berkolaborasi dengan BPD-PKS, untuk modal investasi dan BRI dengan skema KUR Klaster bagi kelompok petani," tuturnya.
Kemudian bersama Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Kota Medan, telah dilaksanakan pilot plant teknologi minyak makan merah (yang didemokan pada 9 Juni 2022). Pengembangan SNI produk baru Minyak Makan Merah oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), serta piloting pengembangan minyak makan merah oleh koperasi di 6 provinsi (Sumut, Riau, Jambi, Kalteng, Kalsel, dan Kalbar).
"Adanya inovasi minyak makan merah ini akan mewujudkan kemandirian sawit rakyat melalui hilirisasi produksi sawit dari TBS ke CPO. Lalu dari CPO ke minyak makan merah oleh koperasi untuk meningkatkan nilai tambah petani sawit," ujar dia.
Dirinya berharap, inisiasi ini dapat berjalan dengan baik, karena tahapan diawali dengan adanya inovasi, kemudian terbangunnya kolaborasi, yang selanjutnya ada akselerasi dari berbagai pihak. Maka dapat memberikan hasil sesuai yang diharapkan bersama.