Kiat Memulai Edukasi Agar Anak Terhindar dari Pelecehan Seksual
Pendidikan seksualitas pada anak harus dimulai dari usia dini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog keluarga dan anak dari Lembaga Psikolog Terapan UI (LPTUI) Anna Surti Ariani menjelaskan ada beragam kiat praktis untuk agar anak terhindar dari pelecehan seksual. Ia menganjurkan agar orang tua memberikan edukasi sedini mungkin.
"Pendidikan seksualitas pada anak memang harus dimulai dari usia dini, dimulai dari usia nol hingga dua tahun," kata Anna dalam acara daring, dikutip Senin (4/7/2022).
Orang tua, menurut Anna, harus menyampaikan dengan benar anggota-anggota tubuh anak sesuai dengan nama aslinya. Ia tidak merekomendasikan memakai nama-nama kiasan.
Dengan memberitahu nama asli dari anggota tubuh, anak nantinya dapat dengan mudah memberikan laporan kepada orang tua jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah memasuki usia di atas dua tahun, ajarkan anak untuk bisa menghargai tubuhnya sendiri dimulai dari hal sederhana membiasakan anak mengganti baju di tempat yang tertutup.
"Ini sering terjadi nih di tempat liburan, misalnya lagi di pantai terus mau mandi. Anaknya disuruh buka baju di tempat umum, terus akhirnya dilihat semua orang saat mandi," ujar Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah Jakarta itu.
Anna menjelaskan ini bisa membuat anak tidak biasa untuk menghargai tubuhnya. Jadi , ajari anak untuk menghargai tubuhnya.
"Salah satu caranya membiasakan diri ganti baju di tempat tertutup," kata Anna.
Selain itu, anak juga wajib diajarkan mengenai pemahaman sentuhan yang baik dan buruk. Berikan pemahaman kepada anak bahwa hanya orang tua atau pengasuh yang boleh memegang atau menyentuhnya. Itu pun hanya dalam kondisi pengasuh sedang meladeni anak.
"Ajarkan anak juga untuk berani memberitahukan hal-hal yang tidak membuatnya nyaman kepada orang tuanya," ucap Anna.
Di samping itu, orang tua pun harus membiasakan diri menerima laporan anaknya dan harus bisa menyamankan bagi anaknya. Untuk membiasakan edukasi dan komunikasi terkait seksualitas, orang tua bisa menggunakan metode "role play" atau bermain peran sehingga anak mengerti dengan lebih mudah mengambil keputusan jika ada kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan.
Misalnya, orang tua bisa mengajak anak berperan jika tiba-tiba ada orang asing di tempat umum yang memegang badan anak maka anak harus melaporkan ke orang tua atau segera mencari pertolongan ke orang lain. Dengan demikian, anak bisa lebih memiliki proteksi diri dan mempunyai bekal untuk terhindar dari pelecehan seksual.