Menlu Kanada akan Hadiri Pertemuan G20 di Bali
Menlu Joly akan menegaskan kembali dukungan penuh Kanada terhadap kedaulatan Ukraina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada Melanie Joly akan menghadiri secara langsung pertemuan menlu kelompok 20 negara dan kawasan ekonomi terbesar dunia (G20) yang akan berlangsung di Bali pada 6-9 Juli. Menurut Kedutaan Besar Kanada di Jakarta dalam keterangannya, Rabu (6/7/2022), pada pertemuan tersebut, Menlu Joly akan menegaskan kembali dukungan penuh Kanada terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
Dia akan melibatkan rekan-rekannya untuk menegaskan kembali prinsip kesetaraan berdaulat untuk semua negara dan pentingnya menegakkan aturan dan lembaga internasional, menurut keterangan tersebut. Menurut Joly, pertemuan G20 ini terjadi pada titik kritis dalam sejarah dan tidak akan berjalan seperti biasa.
"Dengan invasi ilegal Rusia ke Ukraina, Kanada harus muncul untuk membongkar kebohongan Rusia, dan bersama dengan mitra kami yang berpikiran sama, memberikan solusi untuk langkah Rusia yang menjadikan pangan sebagai senjata serta mengatasi tantangan lain seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19," kata Joly seperti dikutip oleh Kedubes Kanada.
Pemerintah Kanada memandang bahwa pada tahun-tahun mendatang, ketahanan pangan akan menjadi salah satu masalah paling serius di dunia yang memengaruhi jutaan nyawa dan memicu ketidakstabilan lebih lanjut. "Dengan menunjukkan pentingnya kerja sama, Kanada dan para mitranya yang berpikiran sama juga akan bekerja dengan anggota G20 lainnya dalam mencari solusi untuk krisis ini," demikian menurut keterangan Kedubes Kanada.
Dalam mendukung agenda G20 Indonesia, Joly akan menggarisbawahi komitmen teguh Kanada untuk bekerja sama guna mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan, membangun ekonomi yang tangguh dan inklusif, pulih dari pandemi, memajukan kesetaraan perempuan dan pemberdayaan ekonomi, serta melindungi lingkungan untuk generasi mendatang.
Para menteri luar negeri G20 akan berkumpul ketika dunia berjuang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti dampak perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan meningkatnya krisis ketahanan pangan. Mengenai dampak perang Rusia-Ukraina, para anggota G20 juga akan membahas konsekuensi yang ditimbulkan perang itu pada inflasi, keamanan ekonomi, pasar energi internasional, serta perdamaian dan keamanan.
Secara kolektif, anggota G20 mewakili sekitar 80 persen ekonomi global, dua pertiga penduduk dunia, dan tiga perempat perdagangan internasional. G20 beranggotakan Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa. Tahun ini adalah kali pertama Indonesia memegang keketuaan G20.