Resmi Gandeng Operator India, AP II akan Genjot Penerbangan Internasional di Kualanamu

Porsi penerbangan internasional di Bandara Kualanamu akan ditambah menjadi 40 persen.

Republika/Rahayu Subekti
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan pengembangan Bandara Kualanamu setelah diserahterimakan kepada PT Angkasa Pura Aviasi, Kamis (7/7/2022).
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) hari ini (Kamis, 7/7/2022) resmi melakukan serah terima pengelolaan Bandara Kulanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara kepada PT Angkasa Pura Aviasi. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan sudah memasang target untuk mengembangkan Bandara Kulanamu yag akan direalisasikan setelah diserahterimakan kepada perusahaan joint venture antara Angkasa Pura II dengan perusahaan asal New Delhi, India yakni GMR Airport Consortium.

Baca Juga


Awaluddin mengatakan langkah disiapkan untuk memaksimalkan penerbangan internasional di Bandara Kualanamu. "Paling tidak hingga akhir tahun ada penambahan tuju rute internasional dimana kami memposisikan Bandara Kualanamu sebagai bandara internasional hub," kata Awaluddin dalam konferensi pers di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (7/7/2022). 

Setelah diserahterimakan kepada GMR Airport Consortium, Awaluddin mengatakan tujuh rute internasional akan difokuskan antara Indonesia dengan India dan Asia Selatan. Beberapa diantaranya seperti dengan Bangladesh, Srilanka, Pakistan, dan negera sekitarnya. 

Awaluddin menambahkan, AP II rencananya akan mengubah komposisi penerbangan internasional di Bandara Kulanamu. AP II sebelumnya hanya menetapkan 10 persen untuk penerbangan internasional dan 90 persen untuk penerbangan domestik di Bandara Kualanamu. 

Dalam lima tahun ke depan, penerbangan internasional di Bandara Kualanamu porsinya akan ditambah menjadi 40 persen dan 60 persen untuk domestik. "Yang sekarang ini 10 persen hanya internasional kemudian pandemi datang lalu di Bandara Kualanamu boleh dibilang hanya dua sampai tiga persen saja trafik internasional," ungkap Awaluddin. 

Meskipun sudah diserahterimakan kepada pengelola baru, AP II  masih memiliki daham domian. Angkasa Pura II memiliki 51 persen saham dari PT Angkasa Pura Aviasi  dan sisanya 49 persen dimiliki oleh GMR Airport Consortium.

Langkah selanjutnya, Awaluddin mengatakan AP II akan mengoptimalkan kapasitas penumpang di Bandara Kulanamu. Awaluddin memastikan akan menambah kapasitas terminal yang saat ini delapan juta penumpang per tahun menjadi 15 juta penumpang per tahun. 

"Kami akan melakukan percepatan ini (perluasan terminal) dalam waktu 24 bulan ke depan dengan menambah kapasitas penumpang hingga 15 juta dan akan elesai pada akhir 2024," tutur Awaluddin. 

Selanjutya, Awaluddin mengatakan AP II juga akan memprioritaskan dalam mengoptimalkan area komersial seluas 200 hektare di Bandara Kulanamu. Awaluddin memastikan area tersebut saat ini sudah siap untuk dimaksimalkan. 

"Kapasitas area komersial ini akan dioptimalkan untuk area komersial, logistik, warehousing, MRO, dan theme park skala internasional," ucap Awaluddin. 

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga menginginkan Bandara Kualanamu sebagai pusat perdagangan dan pariwisata. Erick menilai, dengan penyerahan pengelolaan Bandara Kualanamu dapat memberikan solusi bagi permasalahan rantai pasok. 

Erick menyebut, Indonesia kaya dengan sumber daya alam, hanya saja kelemahan dari rantai pasok. "Saya serius memperbaiki rantai pasok, darat, laut udara. Di Sumatra kaya akan sumber daya alam penting terus untuk pusat pertumbuhan baru ekonomi Indonesia," tutur Erick. 

Terlebih, Erick mengatakan hubungan dagang Indonesia dengan India sangat bagus. Menurut Erick, GMR India yang bekerja sama dengan AP II akan mendorong trafik lebih tinggi ke Indonesia tanpa harus singgah di negara lain.

"Ini juga menjadi kesempatan Indonesia membangun market baru. Perdagangan selatan ke selatan sangat berpotensi. Kerja sama ini membuat kita punya akses langsung antara Indonesia dan India," ungkap Erick. 

Dengan kerja sama tersebut, Bandara Kualanamu akan menjadi hub internasional untuk mendorong Sumatra Utara sebagai pusat pariwisata dan kargo. Erick menegaskan tidak ingin Indonesia hanya menjadi market bagi negara lain.

"Kita perlu daging, India juga perlu batubara dari Indonesia. Ini konteks yang saling menguntungkan. Yang tadinya berhenti ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia, sekarang Sumatera jadi hub sebelum pergi lagi ke negara tujuan lain seperti Korea atau Australia," ucap Erick. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga meminta kepada AP II untuk menjadikan Bandara Kulanamu sebagai hub internasional. Budi juga mengapresiasi pengelolaan Bandara Kualanamu sebagai bentuk konsisten creative financing. 

"Kalau dulu Bandara Kualanamu itu destinasi sekarang menjadi hub internasional tertentu yang menjadikan titik medan ini menjadi lebih besar jadi pusat tourism cargo," ujar Budi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler