Sidebar

Baznas: Nilai Potensi Ekonomi Kurban Capai Rp 32,6 triliun

Friday, 08 Jul 2022 18:46 WIB
Seorang pedagang menarik sapi kurban yang akan dijual di Mataram, NTB, Jumat (8/7/2022). Sejumlah pedagang mengaku Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak yang mewabah di Pulau Lombok berdampak pada penurunan jumlah penjualan sapi hingga 50 persen daripada tahun sebelumnya yang kini dijual mulai harga Rp15 juta hingga Rp19 juta per ekor.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebutkan nilai potensi ekonomi kurban tahun 2022 dapat mencapai Rp31,6 triliun, atau meningkat 74 persen dari potensi pada 2021.

Baca Juga


"Baznas sangat mendorong dan mengupayakan secara maksimal agar Kurban Online Baznas dapat berjalan baik, demi hasil terbaik untuk meningkatkan pendapatan peternak mustahik dan kesejahteraan umat," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad di Jakarta, Jumat (8/7/2022).

Ia mengatakan nilai potensi ekonomi kurban itu berasal dari 2,61 juta shohibul kurban dan sekitar 2,1 juta hewan kurban yang disembelih yang terdiri atas 1,6 juta ekor domba/kambing dan 521 ribu ekor sapi.Baznas yang tahun ini kembali menggulirkan Kurban Online Baznas akan bekerja maksimal agar potensi ekonomi kurban 2022 dapat tercapai.

Menurutnya berdasarkan hasil kajian dampak yang dilakukan pada Program Pemberdayaan Peternak Mustahik Baznas, program Balai Ternak sebagai program pemberdayaan mustahik dapat mentransformasikan mustahik pada kondisi material yang lebih baik.

"Hal ini pun semakin memacu semangat Baznas untuk bekerja maksimal dan memanfaatkan momentum Idul Adha untuk meningkatkan perekonomian petenak mustahik," katanya.

Ia mengatakan terdapat sejumlah hal yang mesti diperhatikan untuk mencapai nilai potensi tersebut, seperti persiapan peternak di Balai Ternak Baznas, perawatan/perlakukan terhadap hewan kurban, hingga penerima manfaat.Perihal persiapan peternak, pembinaan kepada peternak menjadi penting karena hewan kurban-kurban diberikan kepada amil kurban yakni hewan yang terbaik.

"Peternak harus mengetahui bagaimana cara memelihara, menghubungkan hewan kurban tersebut sehingga tidak merawatnya secara asal-asalan," katanya.

Di samping itu, Baznas juga mengupayakan mengemas daging kurban dalam bentuk kaleng agar lebih menjangkau masyarakat yang ada di daerah 3T sekaligus terkait program mengentaskan masyarakat miskin dan stunting.

"Bagaimana kita juga bisa melihat potensi-potensi yang ada dan mendapat perhatian kita semua, diprioritaskan mereka yang betul-betul fakir miskin, bagi mereka yang hanya bisa menikmati daging satu tahun sekali, harus diperhatikan bersama-sama," demikian Noor Achmad .

Berita terkait

Berita Lainnya