Sidebar

Tradisi Jojo Sambut Jamaah Haji Khas Tanah Hijaz yang Semakin Pudar

Saturday, 09 Jul 2022 10:36 WIB
Jamaah haji Indonesia dari Madinah disambut di Makkah (Ilustrasi). Tradisi Jojo merupakan tradisi khas masyarakat Arab di Hijaz, Arab Saudi kini

IHRAM.CO.ID, RIYADH — Di masa lalu, di setiap 13 Dzulhijjah orang-orang Makkah akan merayakan perayaan Hijazi tradisional “JoJo” yakni menyambut para peziarah dengan lagu dan nyanyian folkloric untuk menghormati penyelesaian ritual haji. 

Baca Juga


Selama bertahun-tahun, cara menerima jamaah haji telah berubah dan perayaan JoJo hampir menghilang karenanya, dilansir dari Arab News, Sabtu (9/7), Atareek di Jeddah, yang terletak di Kota Sains dan Pengetahuan Internasional Al-Tayebat, Distrik Al-F aisaliyah, didirikan bertujuan untuk melestarikan tradisi Arab Saudi dan Hijazi dalam merayakan JoJo. 

Menurut Shareefa Al-Sudairi, pendiri Atareek, yang telah beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun, berharap agar tujuan mulia ini bisa mengembalikan tradisi leluhur tersebut. 

“Melalui Atareek, kami mencoba untuk menghidupkan kembali segala sesuatu yang berkaitan dengan warisan Hijazi dan juga untuk mewakili banyak budaya Kerajaan dari berbagai daerah untuk membantu generasi baru menemukan dan mengetahui tentang tradisi indah nenek moyang mereka,” kata Al-Sudairi. 

Nama JoJo terinspirasi kata Arab dalam aksen Hijazi, yang diterjemahkan sebagai "Mereka telah tiba." Ini adalah bagian dari nyanyian folkloric terkenal yang dinyanyikan oleh teman dan keluarga peziarah selama perayaan. 

JoJo biasa merayakan anak-anak yang pergi haji dengan orang tua mereka untuk pertama kalinya, untuk memotivasi mereka dan untuk memperkenalkan anak-anak lain tentang ritual haji. Kemudian, perayaan diadakan untuk kedua peziarah dan anak-anak mereka.

Baca juga: Mimpi Muhammad Qasim Kembali Heboh, Sertakan Bukti dari Biden Hingga Lengsernya Imran Khan

Al-Sudairi mengatakan salah satu yang menarik dari perayaan ini adalah ketika tempat itu dipenuhi dengan tawa anak-anak, nyanyian JoJo, dan permen.

Jamaah haji duduk di lantai, dan anak-anak berkumpul di sekitar mereka, memegang ujung sehelai kain di atas kepala peziarah yang diisi dengan jenis permen Hijazi tua “noql”.

“Kemudian mereka mulai berputar-putar sambil melantunkan dan memegang lembaran, dan kemudian mereka akhirnya menaburkan permen di mana-mana dan bersaing untuk siapa yang akan mengumpulkan lebih banyak nogl daripada yang lain,” kata Al Sudairi. 

Berita terkait

Berita Lainnya