Umat Islam di Indramayu Diingatkan Keistimewaan Dzulhijah
IHRAM.CO.ID, INDRAMAYU – Umat Islam di Kabupaten Indramayu diingatkan kembali mengenai keistimewaan bulan Dzulhijah. Selain itu, bagi masyarakat yang berkurban, diajak pula untuk melaksanakannya atas dasar ketakwaan dan ikhlas mengharapkan keridhoan Allah SWT.
Hal itu disampaikan khotib sholat Idul Adha, KH Mustofa, dalam pelaksanaan sholat Idul Adha di Alun-alun Indramayu, Ahad (10/10). Sholat di tempat tersebut diikuti oleh Bupati Indramayu, Nina Agustina dan ribuan jamaah. ‘’Dzulhijah menjadi salah satu bulan yang dimuliakan atau bulan haram yaitu Dzulqodah, Dzulhijah, Muharam dan Rajab,’’ kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Indramayu tersebut.
Mustofa menyebutkan, salah satu keistimewaan bulan Dzulhijah adalah umat Islam merayakan Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Menurutnya, Idul Adha berarti kembali melakukan penyembelihan kurban. Selain itu, Dzulhijah juga dikenal sebagai bulan haji. Pasalnya, pada bulan inilah, umat Islam dari seluruh penjuru dunia menunaikan ibadah haji haji ke Tanah Suci.
‘’Terkait pelaksanaan ibadah haji, mari kita ingat kembali peristiwa haji wada yang dilakukan Rasulullah SAW,’’ tutur Mustofa.
Salah satu peristiwa yang terjadi saat haji wada adalah Rasulullah SAW menerima wahyu terakhir yang berisi penegasan bahwa Allah SWT telah menyempurnakan agama Islam. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Maidah. Menedengar ayat tersebut, di satu sisi umat Islam bahagia karena Islam telah disempurnakan oleh Allah SWT.
Tapi di sisi lain, kesedihan pun menyelimuti karena berarti akan semakin dekat perpisahan dengan Rasulllah SAW. ‘’Terbukti 81 hari setelah turunnya ayat itu, Rasulllah SAW wafat,’’ tutur Mustofa. Mustofa menjelaskan, saat mengetahui turunnya ayat terakhir itu, sahabat Umar bin Khatab pun menangis.
‘’Rasul bertanya mengapa engkau menangis? Umar menjawab, aku menangis karena sejak dulu kita masih terus ditambahi dalam agama kita, adapun sekarang sudah sempurna. Dan sesungguhnya tidak sekali-kali sesuatu itu sempurna, melainkan kelak akan berkurang. Nabi menjawab, kamu benar,’’ tukas Mustofa.
Kesedihan sahabat Umar bin Khattab, selain karena akan ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, juga karena mengingat nasib umat Islam di kemudian hari dan nasib Islam itu sendiri. Yang akan menjadi agama yang asing di kemudian hari. ‘’Kesedihan sahabat Umar Bin Khatab mengingat sebuah hadis, sesungguhnya Islam bermula dari keterasingan dan kelak akan kembali menjadi terasing. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang terasing,’’ tutur Mustofa.
Mustofa menambahkan, pada Hari Raya Idul Adha ini umat Islam pun diajak untuk melaksanakan kurban. Namun, pelaksanaan kurban semestinya jangan karena kesombongan, melainkan karena takwa. Hal itu dikarena daging unta dan darahnya tidak dapat mencapai keridhoan Allah SWT. Namun, hanya ketakwaan yang dapat mengantarkan seseorang pada ridho Allah SWT.