Jamaah Haji Asia Apresiasi Rute Makkah
IHRAM.CO.ID,MAKKAH -- Ratusan ribu jamaah Asia melakukan haji dengan memilih inisiatif Rute Makkah, yang menawarkan kemudahan perjalanan dan bantuan setelah dua tahun sulit pandemi.
Salah satu dari lima rukun iman Islam, haji dibatasi karena ketakutan akan penyebaran Covid-19 sehingga kuota dibatasi hanya untuk 1.000 orang Saudi pada tahun 2020. Pada tahun 2021, Saudi kembali membatasi kuota jamaah haji menjadi 60 ribu jamaah domestik, sedangkan dalam kondisi normal kuota yang tersedia sebanyak 2,5 juta sebelum pandemi.
Tetapi tahun ini, karena telah mencabut sebagian besar pembatasan Covid-19, Arab Saudi menyambut hampir 900 ribu jamaah domestik dan asing. Sekitar sepertiga orang asing yang datang untuk haji berasal dari Bangladesh, Indonesia, Malaysia, dan Pakistan. Negara-negara Asia ini, bersama dengan Maroko, adalah lima negara mayoritas Muslim di mana Arab Saudi meluncurkan inisiatif Rute Makkah pada tahun 2019, yang memungkinkan warga negara mereka untuk memenuhi semua persyaratan haji saat keberangkatan dan menghemat jam menunggu sebelum, dan saat mencapai Saudi.
Staf imigrasi Saudi bekerja di bandara utama negara-negara ini untuk membantu memfasilitasi perjalanan ribuan jamaah di antaranya tiba dengan mengenakan pakaian ihram untuk memulai perjalanan panjang mereka dari belahan dunia yang jauh.
Di Bandara Internasional Shah Jalal di ibukota Bangladesh, puluhan petugas Saudi bekerja sepanjang waktu untuk merampingkan proses keberangkatan bagi para jamaah Bangladesh. Ini adalah hal baru yang membuka cakrawala baru, Terima kasih kami yang terdalam kepada otoritas Saudi," Saiful Islam, direktur Kantor Haji Dhaka, mengatakan kepada Arab News.
Inisiatif ini mencakup penerbitan visa, prosedur bea cukai dan paspor, serta memfasilitasi persyaratan kesehatan. Ini juga melibatkan transportasi ke Makkah dan Madinah serta pengaturan bagasi dan perumahan.
Bagi Mohammad Mozammel Huq, yang berangkat dari Dhaka, proses pra-imigrasi sangat lancar.
“Kami sangat senang dengan sistem manajemen haji,” kata dia.
Huq telah bermimpi untuk melakukan haji sejak dia melihat ayahnya memulai haji beberapa dekade yang lalu. Ketika pandemi mengubah rencananya pada tahun 2020, dia tidak yakin akan mendapatkan kesempatan lagi.
"Saya senang kali ini saya dapat melakukan perjalanan haji je Saudi, itu adalah mimpi seumur hidup saya."kata Huq kepada Arab News saat dia dan istrinya menyelesaikan proses Rute Mekah.
Sedangkan keluarga Rokeya Khatun Lata, ibu rumah tangga yang bepergian dengan empat anggota keluarga mengakui prosesnya juga sangat cepat.
"Saya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk menyelesaikan proses imigrasi, saya merasa sangat bahagia sejak awal perjalanan," ujar Lata.
Huq, Lata dan keluarga mereka termasuk di antara 60 ribu warga Bangladesh yang tiba untuk berhaji tahun ini. Jumlah mereka yang datang dari negara Asia Selatan mayoritas Muslim lainnya, Pakistan, bahkan lebih tinggi, dengan 83.300 orang melakukan ritual haji, termasuk melaksankana tawaf. Berikut data Kementerian Luar Negeri Saudi, jumlah warga asing tiap negara yang telah mendapat e-visa haji, 102.178 dari Indonesia, 83.433 dari Pakistan, 80.772 dari India, 60.354 dari Bangladesh, 45.201 dari Nigeria, 45.086 dari Turki, 39.635 dari Iran, 22.189 dari Mesir dan 18.970 dari Aljazair.
Mereka yang berangkat dari ibu kota Pakistan diterima di ruang tunggu Rute Makkah khusus di Bandara Internasional Islamabad.
“Pengaturan di bandara sangat bagus dan kami tidak perlu menghadapi kesulitan apapun selama proses berlangsung, Saya mengajukan permohonan haji selama empat tahun terakhir dan mendapat persetujuan tahun ini. Saya bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan saya kesempatan ini," kata Muhammad Akhtar, seorang jamaah yang tiba di Islamabad dari Faisalabad.
Jamaah Pakistan lainnya, Lubna Asad, berterima kasih atas kerja sama staf Rute Makkah.
Di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, beberapa orang kagum dengan sikap penyambutan pejabat Saudi, banyak dari mereka yang berusaha keras untuk menyambut para peziarah dalam bahasa ibu mereka. Sebanyak 14.300 jamaah haji Malaysia telah melakukan perjalanan haji tahun ini.
"Kami bahkan belum berada di Saudi, tetapi saya sudah bisa merasakan kehangatannya. Ini sangat menyambut, Saya bercanda dengan pria di konter imigrasi. Dia bahkan tahu beberapa kata Melayu!”kata Ariff Abdullah, yang naik penerbangan ke Jeddah dari Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Proses pra-imigrasi memungkinkan jamaah untuk fokus pada perjalanan spiritual mereka, karena semua aspek praktisnya telah diurus. Zainab Binti Awang, pengguna kursi roda yang ditemani adiknya, merasa lega karena melalui Jalur Makkah, ia mengaku tidak terbebani dengan prosedur keberangkatan dan kedatangan reguler.
"Saat kami sampai di Jeddah, kami semua sudah clear dan tidak perlu menunggu dan mengantri untuk imigrasi di sana,Kita bisa langsung naik bus dan menuju ke hotel kita,"kata Zainab.
Petugas yang membantu Abdullah, Yusof, Awang, dan banyak lainnya di bandara Kuala Lumpur, mengatakan bahwa merupakan suatu kehormatan bagi mereka untuk menjadi bagian dari inisiatif Rute Makkah.
“Inisiatif ini bertujuan untuk memfasilitasi proses imigrasi jemaah di negara asal mereka, termasuk sidik jari dan finalisasi entri (ke Arab Saudi), dan pengiriman bagasi ke akomodasi pilihan mereka dalam waktu yang sangat singkat, saya merasa terhormat untuk berpartisipasi dalam inisiatif Rute Makkah," ujar Sersan Mayor Anas Muhammad, yang tiba dari Jeddah.
Rekan Muhammad, Sersan Kholoud Al-Ahmadi, senang bisa membantu jemaah haji Malaysia.
Di negara tetangga Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, 100 ribu jamaah telah berangkat ke tanah suci untuk memenuhi kewajiban ibadah mereka tahun ini. Banyak dari jamaah ini harus menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam daftar tunggu. Meski kuota haji negara mereka selalu yang tertinggi, dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta, butuh waktu untuk memfasilitasi mereka semua.
Kamariah, seorang jamaah dari Aceh yang menunggu 12 tahun untuk gilirannya, tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan betapa terharunya dia bahwa dia akan bisa sholat di Masjidil Haram di Mekah.
"Saya tidak tahu bagaimana mengungkapkan betapa senangnya saya melihat Kakbah, rasanya aku tidak akan pernah ingin meninggalkannya,"ujar Kamariah.
Seperti jamaah lainnya, Kamariah telah mempersiapkan perjalanan, terutama secara spiritual. Sebelum pergi ke tanah suci, harus sudah membersihkan hati. Dia berharap bisa menjadi jamaah haji yang baik.
Program Rute Makkah tersedia untuk orang Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta. Iis Nuraisah, yang tiba di ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, mengatakan bahwa keberangkatannya di bandara diawasi oleh pejabat Saudi dan prosesnya sangat memuaskan.
“Ini sangat bagus, dan sangat membantu meringankan dan mempercepat hal-hal sehingga kami tidak perlu melalui pemeriksaan apapun begitu kami tiba di tanah suci,” kata Nuraisah.
Pelayanan itu tentu membuat segalanya lebih mudah. Ini sangat membantu para jamaah hajim Kepuasan sebelum keberangkatan ditambah dengan keramahan yang diterima para jamaah di Saudi.
"Baik itu pelayanan hotel, makanan, laundry, pelayanan di toko-toko, atau orang-orangnya, semuanya ramah,” kata Amalia Sabrina, dokter asal Aceh yang tiba di Arab Saudi bulan lalu.
Sumber: